Selain itu ada All-Stars Investment, Lightspeed Venture Partners, Macquarie Capital,  Mirae Asset Financial Group,  OppenheimerFunds,  Ping An Capital,  dan Sino-Rock Investment Management Company. Ada pula Vulcan Capital, Booking Holdings, Hyundai Motor Company, Kasikornbank, Kia Motors Company, Microsoft, Yamaha Motor Ventures, dan Tokyo Century Corporation.

Infografik_Grab pilh masuk bursa saham AS
Infografik_Grab pilh masuk bursa saham AS (Katadata)

Ekosistem Jumbo Grab di Sektor Finansial Indonesia

Akhir bulan lalu, Grab mengumumkan investasinya di startup marketplace reksa dana Bareksa. Ekosistem decacorn asal Singapura ini di bidang finansial pun semakin jumbo.

Perusahaan penyedia layanan on-demand itu masuk dalam putaran pendanaan seri C Bareksa. Namun nilai investasinya tidak disebutkan.

Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi menyampaikan, investasi perusahaan ke Bareksa untuk memperkuat bisnis jasa keuangan di Nusantara. “Kami mempertegas komitmen Grab di Indonesia dalam mendorong perkembangan startup,” kata dia, Kamis (25/11).

Melalui putaran pendanaan tersebut, Bareksa akan masuk ke ekosistem Grab dan OVO. Marketplace reksa dana ini bisa menawarkan investasi kepada pengguna, mitra pengemudi, dan mitra penjual Grab. "Ini yang membuat kerja sama kami berada di posisi yang sangat sangat strategis,” kata Neneng.

Grab sebelumnya berinvestasi di OVO. Kepemilikan saham Grab di OVO dikabarkan 79,5 % setelah Emtek masuk lewat Abhimata Anugrah Abadi ke fintech bernuansa ungu tersebut. 

Sedangkan OVO terus memperkuat layanan terkait investasi. Fintech ini mengintegrasikan platform dengan Bareksa dan meluncurkan fitur Invest pada awal tahun.

Saat itu, CEO Bareksa Karaniya Dharmasaputra mengklaim bahwa integrasi e-money dan e-investment merupakan terobosan pertama di Indonesia, sebagaimana Alipay dan Yu’e Bao di Cina. Dengan masuk di ekosistem Grab, Bareksa akan berinovasi dalam menyediakan layanan investasi yang seamless dan terintegrasi.

Di bidang fintech pembayaran, Grab juga menyuntik modal LinkAja. Decacorn asal Singapura ini memimpin pendanaan seri B kepada Fintek Karya Nusantara (Finarya) atau LinkAja dengan total komitmen investasi sekitar US$ 100 juta (Rp 1,4 triliun).

Edsus Cashless
Edsus Cashless (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Grab, Emtek, dan Bukalapak Menyasar UMKM Indonesia

Grab, Emtek dan Bukalapak meluncurkan Kota Masa Depan atau Kolaborasi Nyata Untuk Masa Depan pada Oktober (14/10). Ini merupakan program akselerator ekstensif yang menargetkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di kota-kota kecil di Indonesia.

Program itu berfokus pada tiga prioritas, yakni vaksinasi, adopsi platform digital, serta pelatihan dan pendampingan pengembangan usaha bagi UMKM. Kota Masa Depan akan dimulai di Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Kemudian berlanjut secara bertahap di Solo, Gowa, Malang, dan Pekanbaru hingga akhir tahun. Program ini menargetkan 10 ribu UMKM.

Managing Director Emtek Sutanto Hartono menambahkan, kolaborasi strategis degan Bukalapak dan Grab akan memperluas penawaran digitalisasi bagi UMKM. “Kolaborasi ekosistem digital yang kami miliki akan memberikan akses lebih lengkap kepada para UMKM,” kata dia.

Akses yang dimaksud mulai dari logistik hingga keuangan inklusif, melalui platform Mitra Bukalapak dan GrabKios. Jaringan media Emtek juga dapat berperan meningkatkan kesadaran baik bagi para pelanggan maupun pelaku UMKM akan penggunaan platform digital.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan, Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement