Dengan hanya mengandalkan pengurangan beban utang, tidak cukup untuk menyelamatkan Garuda. Sebab itu, menurut dia, penggunaan PMN untuk merestorasi pesawat tak dapat dielakkan. 

Tetapi meski sedang menanjak, Garuda tak boleh terlena karena proporsi pasar untuk segmen premium akan semakin mengecil. "Fokus Garuda berikutnya adalah pemulihan anggota GIA Group, khususnya Garuda Maintenance Facility (GMF) dan Citilink," ujarnya.

Gerry memprediksi Citilink dapat mendominasi pasar GIA Group sebagai low cost carrier yang dapat menyesuaikan dengan perubahan segmentasi pasar Indonesia. "GMF sebagai anak perusahaan inti harus didukung agar dapat menjaga ketersediaan kapasitas dan armada, baik untuk Garuda maupun Citilink," kata dia.

Pengamat BUMN dari Universitas Indonesia Toto Pranoto menyebut sepanjang Garuda disiplin dengan strategi restrukturisasinya, perusahaan ini akan bertahan dengan baik. "GIAA punya captive market relatif besar di angkutan penumpang dan kondisi industri penerbangan saat ini over-demand," kata dia.

Kesuksesan Garuda sejauh ini disebabkan perusahaan itu disiplin menjalankan restrukturisasi bisnis, fokus bisnis di jalur yang profitable saja dan fokus menggunakan PMN untuk merestorasi armada. "Saya kira wajar jika Garuda kembali on track karena hal itu," ujarnya.

Ia menambahkan perjanjian PKPU yang harus diselesaikan cukup ketat. Untuk mendapatkan kepercayaan kreditur bahwa Garuda dapat survive, kata dia, Garuda terlebih dahulu harus menunjukkan perbaikan kinerja. "Dengan strategi dan fokus bisnis saat ini, ditambah upaya efisiensi cost structure diharapkan keberlanjutan perusahaan dapat terjaga," kata Toto.

Transformasi untuk Boosting Kinerja Perusahaan

Usai restrukturasi, pembenahan Garuda juga dilakukan dari internal. Irfan mengatakan ada beberapa eksperimen yang dilakukan untuk berbenah.

Menurut Irfan, direksi pernah bereksperimen menempatkan general manager alias GM di Amsterdam yang baru berusia 29 tahun dan belum pernah ada pengalaman menjadi GM sebelumnya. "Kami menempatkan orang baru yang lebih kreatif dan berhasil. Beberapa rute yang terkenal rugi sekarang mulai memberi keuntungan."

Gerry mengatakan restrukturasi sumber daya manusia tak kalah penting untuk mencapai rasio yang tepat, khususnya pada jumlah kru. Garuda harus cermat dalam melakukan rasionalisasi dengan membuat rencana restrukturisasi yang meminimalisir biaya, dan meminimalisir terminasi karyawan.

Jangan sampai karena kelebihan crew di tipe pesawat tertentu atau karena adanya armada yang berhenti operasi, sisa crew dipensiunkan sebelum perusahaan tahu rencana armada ke depan. "Yang ujung-ujungnya harus meng-hire lagi. Ini salah satu hurdle utama yang dihadapi Garuda saat ini," kata Gerry.

Upaya pemangkasan lapisan vertikal dalam decision making yang dilakukan pun sudah tepat. "Ini harus dijaga, karena salah satu kunci competitiveness sebuah maskapai adalah di dynamic decision making capability maskapai," ujarnya.

Garuda juga harus memperhatikan rencana armada ke depan karena ada beberapa armada yang harus digantikan. Seperti Armada 737-800 yang makin 'berusia'. Pemesanan 737-Max8 yang dikonversi ke 737-Max10 juga harus ditinjau ulang, apakah baiknya tetap sebagai Max10 yang sampai saat ini belum disertifikasi, atau dikembalikan ke Max8 guna mempermudah rejuvenasi, atau dilakukan perombakan total.

Berbagai transformasi ini, menurut Alvin, sudah tepat. "Garuda tetap dapat mempertahankan citra sebagai maskapai full service premium," kata dia. Di sisi lain, Garuda juga dapat meningkatkan pendapatan non-tiket untuk nilai tambah ke depan.

Beberapa aspek yang dapat dilakukan adalah menerapkan tarif untuk bagasi ekstra, mengenakan tarif tambahan untuk pemilihan tempat duduk, meningkatkan penjualan souvenir dan iklan dalam pesawat. "Sudah cukup banyak yang dibenahi manajemen Garuda, yang diperlukan adalah konsistensi dan tidak terlena ke tabiat yang dulu, yang boros dan tidak kompetitif," kata Alvin.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement