Berbekal dari hadiah sejumlah lomba yang pernah diikutinya, Eki memulai kembali usaha cendera mata lilin teakwood. Agar pasarnya semakin berkembang, dia menjalin kerja sama dengan perusahaan mebel di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

“Saya ingin memberdayakan karyawan-karyawan saya yang dulu lagi. Makanya saya mencoba peluang ekspor,” cerita Eki kepada Katadata.co.id, pada Jumat, 15 Desember lalu. 

Kepedulian Eki untuk memberdayakan perempuan, dia tunjukkan dengan berbagi pengalaman dan pengetahuan ke sesama perempuan pelaku UMKM. Dia melakukannya bersama Yayasan Jalatera melalui sistem training of trainers (TOT).

Saat ini Eki aktif sebagai salah satu ketua di kelurahan yang membawahi 50 UMKM. Di sana dia melatih bagaimana cara mengurus usaha; mulai dari mendapatkan perizinan, mengambil foto produk, hingga strategi pengiklanan.

“Karena saya pernah merasakan. Perempuan kalau kekurangan secara ekonomi itu, sangat tidak enak. Makanya saya memberikan motivasi supaya mereka bisa kerja. Perempuan harus punya nilai dan meningkatkan kapasitas,” kata Eki.

Koperasi merupakan salah satu sarana untuk memberdayakan perempuan. Fitriani Sunarto, Sekretaris Eksekutif Pusat Pengembangan Sumberdaya Wanita (PPSW), mengatakan koperasi yang dibentuknya menyasar perempuan di daerah kumuh perkotaan dan perdesaan agar bisa membangun UMKM sendiri.

Di koperasi ini mereka mendapatkan pendampingan, bantuan, dan kredit mikro untuk memulai usaha. “Dengan koperasi, perempuan-perempuan ini juga saling mendukung satu sama lain. Meski jumlah pinjaman dari koperasi tidak besar, ini tetap membantu mereka memulai,” kata Fitriani kepada Katadata.co.id.

PPSW sudah melakukan kegiatan ini sejak 1986. Saat ini, Fitriani mengatakan, PPSW sudah memiliki 26.288 anggota koperasi yang tersebar di 74 koperasi primer.

Sementara, tokoh pendidikan Mien R Uno melihat kewirausahaan lewat UMKM sebagai salah satu solusi sempitnya lapangan pekerjaan. Dia mengupayakan dengan mendirikan Mien R Uno Foundation (MRUF) pada 2000 untuk membantu anak-anak muda, terutama perempuan, yang kesulitan mencari kerja setelah lulus kuliah.

“Melalui wirausaha maka seseorang menjadi lebih berani mengambil risiko, lebih bertanggung jawab, dan berpikir panjang sebelum bertindak,” kata Mien kepada Katadata.co.id, pada Kamis, 14 Desember.

Mien juga percaya kewirausahaan mampu membuat perempuan menghasilkan sesuatu yang dapat meningkatkan perekonomian dan taraf hidupnya. Efeknya pun berganda, seperti lebih mandiri dan lebih berdaya.

Saat ini, MRUF telah memiliki lebih dari 414 binaan yang sebagian besarnya atau 82% berstatus pengusaha. MRUF mencatat para pengusaha yang mengikuti program dapat meningkat pendapatannya hingga lebih dari tiga kali lipat.

Belajar Keuangan Melalui Pengajian

Di Bantul, Yogyakarta, Perkumpulan Rahima mengajak ulama-ulama perempuan untuk memberikan informasi terkait keuangan pada perempuan lewat pengajian.

Khotimatul Husna, salah satu mitra Rahima, menjelaskan perempuan tetap memiliki tanggung jawab untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Meskipun dalam Islam nafkah hanya dibebankan kepada laki-laki.

“Saya kira penting untuk perempuan mandiri secara ekonomi, karena kebutuhan keluarga membutuhkan peran dua pihak, suami dan istri,” kata Khotimah kepada Katadata.co.id, Rabu 13 Desember.

Khotim, nama panggilannya, mengatakan literasi keuangan bagi kelompok perempuan di desa-desa seperti di Bantul sangat dibutuhkan. Dia bercerita masih banyak perempuan yang menabung uang dalam rumah atau bahkan dalam bentuk ternak.

Akses teknologi di desa memang masih minim. Jangankan rekening bank, akses ke ponsel pintar juga masih rendah. “Waktu itu dari 55 jamaah, paling yang punya handphone hanya separuhnya,” kata Khotim.

Bersama Rahima, Khotim pun mengajarkan dasar-dasar keuangan mulai dari mencukupi kebutuhan primer, pengelolaan pendapatan yang terbatas, hingga soal tabungan. Pengetahuan ini sekaligus mencegah para perempuan jamaah pengajian Rahima terjebak pinjaman yang melebihi kemampuan. 

Tidak hanya itu, Rahima turut mendirikan koperasi simpan pinjam khusus untuk jamaah. Koperasi ini membantu jamaah yang belum punya akses perbankan, atau yang suatu saat butuh uang. 

Pinjaman biasanya dipakai untuk modal hajatan, anak masuk sekolah, bayar cicilan, dan sebagainya. “Jumlah pinjamannya memang kecil, tapi setidaknya ini berarti ekonomi desa tetap berputar,” kata Khotim.

Pengalaman serupa juga dijalankan Aisyiyah, organisasi perempuan Muhammadiyah. Sejak 2000, Aisyiyah melakukan literasi keuangan dan pemberdayaan kelompok perempuan wirausaha kecil. 

Aisyiyah aktif terlibat dalam dialog, diskusi, dan kerja sama dalam mendukung literasi dan inklusi keuangan anggotanya. Komitmen tersebut dimulai dengan dibentuknya Majelis Ekonomi dan Ketenagakerjaan atau MEK. Utik Bidayati mengetuai majelis ini sejak 2022. 

MEK di Pimpinan Pusat Aisyiyah memiliki beberapa divisi seperti Lembaga Keuangan Mikro, Divisi UMKM, Divisi Ketahanan Pangan, hingga Divisi Pekerja Migran dan Rentan. “Majelis Ekonomi sangat dekat dengan perempuan pelaku usaha. Kami intens mengedukasi lewat berbagai produk layanan keuangan,” kata Utik kepada Katadata.co.id, pada Kamis, 21 Desember.

Utik menemukan bahwa di tengah maraknya produk keuangan dan fasilitas lembaga keuangan, masih banyak anggotanya, termasuk perempuan pelaku usaha, yang tidak pernah mendapatkan sosialisasi dan literasi tentang produk-produk tersebut. “Apalagi keuangan digital,” katanya. 

Tantangan ini semakin besar ditemukan di daerah-daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar) yang memiliki akses internet terbatas. 

Menurutnya, tantangan ini bisa diatasi dengan membangun kolaborasi dengan berbagai pihak, dengan lembaga keuangan seperti perbankan, OJK, lembaga nirlaba, dan kementerian-kementerian terkait. 

“Kerja sama bisa dilakukan lewat edukasi dan membuat modul yang sesuai dengan kebutuhan akses layanan keuangan,” kata Utik.

Halaman:
Reporter: Leoni Susanto

Dalam rangka meningkatkan kesadaran publik, Katadata.co.id bersama Koalisi Inklusi Keuangan Digital Perempuan (IKDP), yang digagas oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Women's World Banking, menyajikan edisi khusus Inklusi Keuangan Perempuan. Setiap bulan, tulisan terkait isu tersebut kami sajikan dalam bentuk artikel panjang dan mendalam.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement