Harga Emas Naik Berkat Inflasi Amerika Serikat Sentuh Rekor 13 Tahun

Intan Nirmala Sari
12 Agustus 2021, 09:11
harga emas, inflasi, amerika serikat, investasi, the federal reserve, berita hari ini
ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Warga menunjukkan emas batangan 25 gram sebelum dijual di Butik Emas Logam Mulia Antam, Bandung, Jawa Barat, Rabu (8/1/2020). Harga emasÊmelonjak ke level tertinggi dalam tujuh tahun terakhir sebesar 1,1 persen pada 1,568,19 dolar AS per ounce di pasar spot Rabu (8/1/2020), dampak dari tewasnya seorang komandan penting Iran oleh tentara AS yang memicu kekhawatiran akan konflik yang lebih luas di Timur Tengah.

Pergerakan harga emas berhasil naik pada Kamis (12/8) setelah sempat merosot di awal pekan ini. Capaian tersebut didukung data inflasi Amerika Serikat (AS) yang naik 5,4% sekaligus tertinggi dalam 13 tahun terakhir. Alhasil, harga emas sempat kembali ke kisaran US$ 1.800 per troy ons, kemarin.

Harga emas PT Aneka Tambang Tbk naik Rp 7.000 ke level Rp 932 ribu per gram pada perdagangan hari ini (12/8). Mengutip laman Logam Mulia, harga buyback atau pembelian kembali emas Antam naik lebih tinggi yakni Rp 10.000 ke level Rp 810 ribu per gram.

Sementara itu, melansir Bloomberg pada perdagangan pagi ini, harga emas commodity exchange (Comex) untuk kontrak Desember 2021 turun 0,10% ke level US$ 1.751 per troy ons. Sedangkan untuk emas spot (XAUUSD) turun 0,11% ke level US$ 1.750 per troy ons. Adapun untuk indeks dolar AS spot turun 0,02% ke 92,90.

Melansir Reuters, harga emas berhasil rebound (naik) usai data harga konsumen atau inflasi AS Juli 2021 naik ke level tertinggi dalam 13 tahun terakhir. Hal tersebut berhasil meredakan kekhawatiran pasar terkait potensi The Federal Reserve (The Fed) untuk mempercepat pengetatan moneternya.

Sebelumnya data tenaga kerja AS yang positif sepanjang Juli 2021 sempat meningkatkan ekspektasi pasar kalau The Fed akan mempercepat pengetatan kebijakan moneternya.

“Inflasi yang naik membuat The Fed untuk melakukan pendekatan wait and see dalam menafsirkan lebih banyak data,” kata Kepala strategi pasar di Blue Line Futures Philip Streible, Rabu (11/8).

Streible memperkirakan harga emas belum akan kembali menyentuh US$ 1.835 per troy ons, namun tidak akan turun dalam. Apalagi, kenaikan harga emas saat ini turut didukung pelemahan dolar AS dan imbal hasil obligasi AS yang membuat kepemilikan logam mulia satu ini bisa lebih terjangkau.

“Inflasi dapat mendorong harga emas lebih tinggi, bahkan dalam menghadapi risiko kenaikan suku bunga acuan. Menghentikan inflasi seperti kereta barang, begitu jalan akan sangat sulit menghentikannya,” kara Kepala pedagang US Global Investors Michael Matousek.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...