Biografi Sunan Kudus yang Berdakwah dengan Budaya

Annisa Fianni Sisma
24 April 2024, 16:15
Biografi Sunan Kudus yang Berdakwah dengan Budaya.
ANTARA FOTO/Didik Suhartono/YU
Al Quran

Bentuk menara masjid yang menyerupai candi Hindu dan beberapa detail arsitektur lainnya menunjukkan pengaruh Buddha. Contohnya adalah padasan atau pancuran untuk berwudhu yang dibuat dengan memasukkan unsur ajaran Buddha.

Pendekatan ini terbukti efektif dalam menarik masyarakat untuk datang ke masjid dan mendengarkan dakwah Sunan Kudus. Sunan Kudus juga dikenal dengan sikapnya yang lunak terhadap tradisi lokal.

Ia tidak memaksa masyarakat untuk meninggalkan kepercayaan mereka secara langsung, melainkan melakukan penyesuaian dengan memasukkan ajaran Islam secara perlahan. Contohnya adalah tradisi tujuh bulanan yang diubah dengan menekankan rasa syukur kepada Allah SWT.

Selain itu, Sunan Kudus juga menggunakan berbagai media kreatif dalam dakwahnya, seperti cerita berseri, seni suara, dan gending-gending seperti Maskumambang dan Mijil.

Cerita-cerita bertema tauhid dikemas dengan menarik dan mudah dipahami, sedangkan gending-gendingnya mengandung ajaran Islam yang dapat dipelajari dengan mudah oleh masyarakat.

2. Berdakwah dengan Sapi

Sunan Kudus dikenal dengan cara dakwahnya yang unik dan penuh toleransi. Salah satu metodenya yang paling menarik adalah penggunaan sapi bernama Kebo Gumarang untuk menarik perhatian masyarakat Hindu di Kudus.

Memahami mayoritas penduduk yang beragama Hindu dan memuliakan sapi, Sunan Kudus mengikat sapi tersebut di halaman masjid dan menghiasi dengan indah.

Orang-orang yang penasaran akan datang untuk melihat sapi tersebut, dan Sunan Kudus pun memanfaatkan momen ini untuk menyampaikan dakwahnya. Cara ini terbukti efektif untuk menarik minat masyarakat dan membuka jalan bagi mereka untuk mengenal Islam.

Sunan Kudus juga menunjukkan toleransinya dalam berdakwah. Ketika mengajarkan tentang kurban, beliau tidak menganjurkan masyarakat untuk menyembelih sapi, melainkan kerbau.

Hal ini dilakukan untuk menghormati kepercayaan masyarakat yang memuliakan sapi. Selain itu, Sunan Kudus menekankan bahwa kurban bukan lagi dimaksudkan sebagai sesajen, melainkan sebagai bentuk syukur kepada Allah.

Kebijaksanaan dan pendekatan budaya Sunan Kudus telah meninggalkan warisan yang tak ternilai bagi Indonesia. Masjid Menara Kudus dan tradisi lokal yang diintegrasikan dengan dakwahnya menjadi bukti nyata kiprah beliau.

Melestarikan warisan ini bukan hanya tanggung jawab umat Islam, tetapi juga seluruh bangsa, sebagai pengingat akan nilai-nilai toleransi, akulturasi, dan perdamaian yang diajarkan Sunan Kudus. Mari kita jaga dan lestarikan warisan beliau sebagai bagian dari kekayaan budaya bangsa.

 

Halaman:
Editor: Safrezi
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...