Rangkaian Kegiatan Pers Nasional hingga Mengenang Bapak Pers Nasional

Dwi Latifatul Fajri
13 Februari 2023, 21:20
Kegiatan Pers Nasional
Youtube Sariagri
Bapak Pers Nasional
  1. Pameran pers dan media yang diikuti oleh seluruh pers nasional, masyarakat, pemerintah dan pendukung lainnya
  2. Konvensi Nasional Media Massa
  3. Penyerahan anugerah jurnalistik dan pers
  4. Bakti sosial
  5. Hiburan Masyarakat
  6. Donasi untuk masyarakat yang membutuhkan
  7. Seminar dan Workshop

Bapak Pers Nasional

Pada 9 Februari 1946 dibentuk organisasi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, wartawan menjadi aktivis pers dan politik.

Mengutip dari Indonesia baik.id, tokoh perintis pers nasional adalah Raden Mas Djokomono Tirto Adhi Soerjo. Beliau disebut sebagai Bapak Pers Nasional karena berjasa merintis jurnalistik nasional. Tirto Adi Suryo lahir di Blora pada 1880, kemudian tinggal di Bandung, Jawa Barat.

Tirto Adi Suryo ditetapkan sebagai pahlawan Nasional pada 10 November 2016. Beliau tercatat sebagai pribumi pertama yang mengelola dan mendirikan lembaga pers pribumi pertama tahun 1905. Tirto Adi Suryo memimpin surat kabar Soenda Berita tahun 1903 sampai 1905. Soenda Berita adalah surat kabar pertama yang dikelola langsung oleh pribumi. Setelah itu Tirto Adi Suryo mendirikan surat kabar Medan Prijaji tahun 1909.

Tak hanya itu, Tirto Adi Suryo juga memiliki kontribusi besar pada pers Indonesia. Mengutip Radenintan.ac.id, Tirto Adi Suryo mendirikan koran nasional pertama di Indonesia sebagai pribumi. Dia juga menerbitkan surat kabar di Bandung, seperti Soenda Berita (1903-1905), Medan Prijaji (1907), dan Putri Hindia (1908).

Adapun peran dari kehadiran surat kabar tersebut, untuk menyuarakan permasalahan rakyat Indonesia. Namun, respons yang diberikan kepada Tirto tak begitu baik. Akibat isi tulisannya di surat kabar, Tirto Adi dibuang selama dua bulan ke Lampung.

Selama perjalannya membangun pers Indonesia, Tirto Adi juga mendirikan organisasi Sarekat Dagang Islam di Surakarta bersama Haji Samanhudi. Organisasi tersebut bergerak di bidang perdagangan.

Dia juga dikenal berani menyampaikan kritikan terhadap kolonialisme. Namun, beliau kemudian diasingkan ke kawasan Pulau Bacan, Halmahera selama enam bulan. Akibat hukuman pengasingan ini, Tirto Adi tutup usia pada 7 Desember 1918.

Halaman:
Editor: Intan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement