Makna Maulid Nabi Muhammad SAW dan Tradisi Peringatannya di Dunia

Annisa Fianni Sisma
30 Juli 2023, 09:30
Maulid Nabi Muhammad SAW
ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/nym.
Ilustrasi, pengunjung berdoa di Raudhah atau taman surga saat berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar as Siddiq, dan Umar bin Kattab di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi, Sabtu (15/7/2023).

Selain itu, ada pula perkataan Imam Syafi’I yakni:

“Barang siapa yang mengumpulkan saudara-saudara untuk memperingati Maulid nabi, kemudian menyediakan makanan, tempat, dan berbuat kebaikan untuk mereka serta ia menjadi sebab untuk atas dibacakannya maulid nabi, maka Allah akan membangkitkan dia bersama-sama orang yang jujur, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang sholeh. Dan dia akan dimasukkan dalam syurga na’im.”

Kendati perlu dirayakan dan dimaknai, Umat Muslim dihimbau untuk menjauhi perilaku-perilaku yang bertentangan dengan ajaran Islam, seperti pemborosan, perayaan yang berlebihan, atau kegiatan yang mengandung bid'ah. Perbuatan tersebut justru tidak selaras dengan prinsip-prinsip dan hakikat sebagai umat islam.

Maulid Nabi Muhammad sebaiknya tetap dilakukan dengan penuh rasa syukur dan kesederhanaan. Nabi Muhammad sendiri tidak pernah menyelenggarakan perayaan kelahirannya sendiri, karena beliau lebih mengutamakan kepatuhan terhadap ajaran agama Islam.

Ziarah Makam Rasulullah SAW
Ziarah Makam Rasulullah SAW (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/nym.)

Selain itu, Maulid Nabi Muhammad juga menjadi kesempatan bagi umat Muslim untuk mempererat tali persaudaraan dan saling mengunjungi satu sama lain. Pada hari tersebut, keluarga dan teman-teman sering saling mengirimkan ucapan selamat Maulid Nabi Muhammad melalui pesan singkat, media sosial, atau melalui telepon.

Kemudian, Maulid Nabi Muhammad juga sering menjadi momen bagi umat Muslim untuk memberikan sumbangan atau bantuan kepada yang membutuhkan. Hal ini sejalan dengan ajaran Nabi Muhammad yang mengajarkan tentang pentingnya berbagi dan kepedulian terhadap sesama.

Dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad, umat Muslim juga seringkali menyelenggarakan acara keagamaan yang melibatkan seluruh anggota masyarakat, baik tua maupun muda. Hal ini merupakan wujud kebersamaan dalam menghormati dan menghargai perjuangan dan ajaran Nabi Muhammad.

Contoh pihak yang selama ini merayakannya yakni kalangan Dinasti Ubaid di Mesir yang beraliran Syiah Ismailiyah tahun 362 hingga 567 hijriyah. Kemudian kalangan ahlus sunnah oleh Gubernur Irbil di Irak, Sultan Abu Said Muzhaffar Kukabri. Perayaan mereka atas Maulid Nabi yakni dengan mengundang para ulama, ahli ilmu, rakyat, dan memberi hadiah kepada fakir miskin.

Sultan Shalahuddin Al Ayyubi atau Muhammad Al Fatih juga merayakannya untuk meningkatkan semangat jihad umat muslim. Al Fatih merayakannya dalam menghadapi Perang Salib melawan kaum Salibis dari Eropa.

Perayaan Maulid Nabi di Indonesia berlangsung sejak berkembangnya Wali Songos ekitar tahun 1405 masehi. Perayaan ini bertujuan menarik hati masyarakat pemeluk agama islam dengan bersyahadat dan adanya Gerebeg Mulud serta upacara nasi gunungan.

Halaman:
Editor: Agung
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...