Sejarah Rebo Wekasan dan Hadist yang Berkaitan

Annisa Fianni Sisma
13 September 2023, 11:48
Sejarah Rebo Wekasan
Pexels
Ilustrasi, membaca Al Quran.

يُؤْذِينِي ابْنُ آدَمَ يَسُبُّ الدَّهْرَ وَأَنَا الدَّهْرُ، بِيَدِي الأَمْرُ أُقَلِّبُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ (رواه البخاري و مسلم)

Artinya: “Anak Adam menyakiti-Ku karena mencela masa atau waktu. Padahal Aku yang mengatur dan menetapkan waktu. Di tangan-Ku lah segala urusan waktu. Aku yang membolak-balikkan malam dan siang”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Berdasarkan riwayat ini, manusia diperintahkan untuk tidak menghina dan mencela waktu karena waktu adalah ciptaan, pengaturan, dan penguasaan Allah. Oleh karena itu, kita harus beriman pada kehendak-Nya, baik yang buruk maupun yang baik, yang manis maupun yang pahit, dan baik yang menyenangkan maupun yang menyedihkan.

Hari Rabu terakhir dalam bulan Safar yang penting di Indonesia disebut dengan berbagai istilah seperti rebo wekasan, rebo kasan, dan rebo pungkasan, yang semuanya merujuk pada hari Rabu terakhir dalam bulan Shafar. Pada hari tersebut, terdapat berbagai amalan yang biasa dilakukan, termasuk doa, dzikir, sholat, dan mengonsumsi makanan yang memiliki nama Allah atau ayat-ayat Al-Quran.

Amalan ini dilakukan sebagai bentuk permohonan kepada Allah agar kita terhindar dari segala macam musibah dan cobaan.

Sejarah Rebo Wekasan bermula dari penyebaran agama Islam di Indonesia. Masyarakat Jawa sebelumnya meyakini bahwa hari Rabu terakhir dalam bulan Safar merupakan hari yang buruk menurut kepercayaan Yahudi.

Pada bulan Safar tahun 1602, beredar kabar bahwa Belanda berencana menjajah Jawa. Sebagai respons, masyarakat melaksanakan serangkaian ritual untuk menolak kedatangan penjajah tersebut.

Ritual ini kemudian berkembang menjadi tradisi Rabu Wekasan atau Rebo Wekasan. Tradisi Rabu Wekasan atau Rebo Wekasan juga berkaitan erat dengan penyebaran agama Islam di Indonesia.

Menurut Abdul Hamid Quds, terdapat 32.000 bala yang diturunkan Allah ke bumi setiap tahun pada hari Rabu terakhir dalam bulan Safar. Wali Songo juga berperan dalam mengembangkan tradisi ini. Menurut kepercayaan masyarakat Desa Suci, Kabupaten Gresik, Sunan Giri memberi petunjuk berupa sumber air saat kekeringan dan berpesan agar dilaksanakannya upacara Rebo Wekasan.

 

Halaman:
Editor: Agung
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...