Harga Minyak Rendah, Pemerintah Berencana Cabut Subsidi Solar

Muchamad Nafi
14 Maret 2016, 20:05
spbu-pertamina-2.jpg

KATADATA - Harga minyak dunia masih terpuruk. Hingga hari ini, “emas hitam” itu diperdagangkan di kisaran US$ 40 per barel, kurang dari separuh harga tahun lalu. Dengan alasan kondisi tersebut, pemerintah berencana untuk mencabut subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar.

Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian ESDM Sujatmiko mengatakan wacana ini muncul dari hasil diskusi Kementerian Energi dengan berbagai pakar, pengamat energi, dan beberapa anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Pertimbangannya, momen pencabutan subsidi saat ini, dengan mengurangi komponen harga solar, tidak akan berdampak signifikan bagi masyarakat. “Nanti dengan DPR, kami bicarakan lebih lanjut,” kata Sujatmiko di Gedung Direktorat Jenderal  Kelistrikan Kementerian Energi, Jakarta, Senin, 14 Maret 2016.

Menurut Sujatmiko, volume subsidi solar pada 2016 sebesar 16 juta kiloliter. Saat ini harga solar subsidi Rp 5.650 per liternya. Dari setiap liter, pemerintah memberi subsidi Rp 1.000 melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Jika subsidi solar dicabut, dana Rp 16 triliun bisa dimanfaatkan untuk program pemerintah yang lain seperti Dana Ketahanan Energi (DKE). (Baca juga: Subsidi Listrik Dalam APBN-P 2016 Akan Naik, BBM Turun).

DKE sendiri belum dibentuk. Pemerintah akan menyampaikan skema pendananya saat pembahasan perubahan APBN 2016 pada April nanti. Menurut Sujatmiko, pemanfaatan dana untuk menyokong DKE akan mempercepat program bauran energi baru terbarukan yang ditargetkan mencapai 23 persen pada 2025. 

Ketika dikonfirmasi rencana pencabutan subsidi ini, Menteri Energi Sudirman Said tak mau banyak berkomentar. “Saya gak mau ngomong dulu deh,” ujar dia. (Baca pula: Tanpa Acuan, Solarlite Berpotensi Munculkan Pemburu Rente).

Biar begitu, Sudirman berharap DPR menyetujui anggaran dana ketahanan energi dalam APBN. Sudirman tidak mempermasalahkan jumlahnya. Sebab, yang paling penting, program DKE terlebih dulu mendapat dukungan dari semua pihak. “Dialokasikan Rp 3 triliun, Rp 2 triliun bahkan Rp 1 triliun pun akan saya terima karena yang saya butuhkan begitu. Dana masuk ke DKE maka sistem akan bekerja,” ujarnya.

Sementara itu, dalam kesempatan terpisah, Direktur Pemasaran PT Pertamina Ahmad Bambang mengatakan pencabutan subsidi solar akan menghemat kas pemerintah. Di sisi lain, masyarakat akan tetap membeli solar dengan harga tetap, tak berubah dari Rp 5.650 per liter. Sebab, kejatuhan harga minyak telah memangkas harga keekonomian solar saat ini. (Lihat pula: Pertamina Bisa Turunkan Harga Premium di Bawah Rp 5.000).

“Kalau 1 April dicabut Rp 1.000, harga solar tidak naik, masih bisa segitu,” kata Ahmad. “Tapi kalo harga (minyak) naik, ya ikut naik. Masalahnya ada Undang-Undang Dasar 1945, kehadiran negara untuk hajat hidup orang banyak. Kehadiran negara, salah satunya, dalam menentukan harga.”

Reporter: Anggita Rezki Amelia, Miftah Ardhian
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...