Jurnalisme Data di Media Bisa Tangkal Hoaks saat Pandemi
Global Managing Editor Operations Thomson Reuters, Reg Chua menilai organisasi media massa dan sejenisnya masih dapat menjadi sumber informasi terpercerya di tengah maraknya hoaks serta disinformasi saat pandemi Covid-19. Caranya dengan menerapkan jurnalisme data.
Praktiknya dengan mengumpulkan sejumlah data terkait satu isu yang bisa membantu jurnalis menyusun informasi secara lebih akurat dan terstruktur. Selain itu, bisa memberikan cara pandang tertentu bagi pembaca.
Chua mencontohkan jurnalisme data membantu sejumlah media menganalisa Covid-19 dari berbagai unsur, seperti jumlah korban terjangkit, meninggal, dan lain sebagainya. Data-data kredibel tersebut membantu masyarakat terhindar dari disinformasi seputar virus Corona.
Mantan petinggi South China Morning Post ini, pun menilai jurnalisme data berperan penting untuk menghindari bias-bias informasi yang kerap muncul di media sosial seperti Facebook.
"Jurnalisme data memungkinkan para audiens melakukan cross-check kembali (informasinya). Sehingga semua orang pun berhak untuk menganalisisnya (kebenarannya)," ujar Chua dalam diskusi The Power of Data: The Future of Data Journalism yang diselenggarakan Katadata.co.id, Kamis (24/9).
Data perkembangan Covid-19 Indonesia bisa disimak dalam Databoks berikut: