Erick Thohir: Negara Terus Bekerja Keras Kurangi Beban Rakyat

Perang di Ukraina menyebabkan harga minyak dan gas dunia naik. Sebelum serangan dilakukan Rusia pada 24 Februari 2022, harga minyak sekitar US$ 90, saat ini sudah mencapai US$ 112.
Akibatnya, subsidi yang harus ditanggung pemerintah untuk BBM, gas dan juga listrik, ikut terkerek naik.
Pada kuartal pertama 2022, belanja subsidi pemerintah sudah mencapai Rp38,51 triliun selama periode Januari-Maret 2022, naik dari Rp21,38 triliun pada periode sama tahun lalu.
Pemerintah melalui Menteri Keuangan Sri Mulyani mengusulkan tambahan subsidi energi senilai Rp74,9 triliun untuk 2022 kepada DPR, dengan Rp71,8 triliun untuk subsidi BBM, sedangkan sisanya Rp3,1 triliun untuk subsidi listrik.
Usulan ini disetujui Badan Anggaran DPR pada 19 Mei 2022, sehingga pemerintah tidak perlu menaikkan harga BBM, gas dan listrik bersubsidi.
Menurut Menteri BUMN Erick Thohir, tidak naiknya harga energi bersubsidi ini menunjukkan negara (pemerintah) terus hadir dan bekerja keras untuk meringankan beban yang dipikul rakyat di tengah melonjaknya harga pangan dan energi dunia.
Erick juga mengapresiasi DPR yang menyetujui usulan pemerintah untuk menambah anggaran subsidi ini.
Persetujuan DPR memastikan bahwa BBM, LPG, dan listrik yang disubsidi tidak naik.
“Ini bukti negara hadir dan terus berupaya keras karena tidak ingin membebani rakyat di tengah persoalan pangan dan energi global," kata Erick Thohir dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, 20 Mei 2022.
Sehubungan dengan itu, sebagai Menteri BUMN, Erick Thohir memastikan bahwa kementerian yang dipimpinnya bersama Pertamina dan PLN akan betul-betul menjaga ketersediaan BBM dan tetap memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
Selain tambahan subsidi energi, ada juga usulan tambahan kompensasi sebesar Rp216,1 triliun untuk BBM dan Listrik. Perinciannya, kompensasi BBM senilai Rp194,7 triliun sedangkan kompensasi listrik sebesar Rp21,4 triliun.
Juga masih ada kekurangan bayar kompensasi dari 2021 senilai Rp108,4 triliun yang terdiri dari kompensasi BBM sebesar Rp83,8 triliun dan kompensasi listrik Rp24,6 triliun.
(Tim Riset Katadata)