Investasi Hulu Migas Dunia Tumbuh 12,65 Persen per Tahun

Safrezi Fitra
10 Desember 2014, 19:37
Asing Dibatasi dalam Jasa Pengeboran Migas.jpg
KATADATA/

KATADATA ? Investasi hulu minyak dan gas (migas) global, rata-rata naik 12,65 persen setiap tahunnya. Pertumbuhan rata-rata ini terjadi sejak 2010 hingga 2014. Amerika Serikat (AS), Kanada, Asia Pasifik, dan Amerika Latin menjadi wilayah yang dominan dalam berinvestasi di sektor ini.

Seperti dikutip dalam buku ?Pertamina Energy Outlook 2015?, IFP Energies Nouvelees mencatat investasi hulu migas sepanjang 2010-2013 terus naik. Nilainya masing-masing sebesar US$ 465 milliar, US$ 561 milliar, US$ 623 milliar, dan US$ 694 milliar. Tahun ini  investasi hulu migas diperkirakan bisa mencapai US$ 750 milliar.

Kawasan Amerika Utara mendominasi peningkatan investasi global. Tahun lalu, porsi investasi di kawasan tersebut mencapai 27,2 persen terhadap total global. Berdasarkan data Barclays Capital, yang dikutip dari buku tersebut, perusahaan-perusahaan yang berasal dari Amerika Utara dan Asia Pasifik mendominasi porsi pengeluaran investasi hulu migas dunia.

Tahun ini sejumlah perusahaan yang berasal dari beberapa negara diproyeksikan meningkatkan investasinya di hulu migas. Beberapa perusahaan di negara-negara ini bahkan meningkatkan investasinya di atas 10 persen dari tahun lalu.

Dalam bukunya, Pertamina menyebut beberapa perusahaan yang berasal dari Timur tengah meningkatkan investasinya hingga 14,4 persen, Amerika Latin 12,8 persen, dan Rusia 10,9 persen. Beberapa perusahaan dari negara lainnya meningkatkan investasi hulu migas di bawah 10 persen, diantaranya Amerika Serikat (8,5 persen), Eropa (7,8 persen), Kanada (3,2 persen), India/Asia/Australia (2,7 persen), dan Afrika (0,4 persen).

Sebagai negara yang masih memiliki cadangan migas, investasi hulu migas Indonesia ikut terdongkrak.  Pertamina menyebut, nilai investasi hulu migas di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir rata-rata meningkat 13,57 persen per tahun. Adapun porsi investasi migas Indonesia terhadap dunia, mencapai 2,5 persen.

Masalahnya investasi hulu migas di Indonesia masih fokus pada produksi, bukan eksplorasi. Dari data yang didapat Pertamina, peningkatan investasi untuk eksplorasi, hanya 8,2 persen. Adapun peningkatan investasi pada pengembangan sebesar 10,8 persen dan produksi sebesar 15 persen.

Peningkatan investasi yang berfokus pada produksi ini salah satu faktor yang membuat cadangan minyak Indonesia terus negatif, dan pertumbuhan cadangan gas lambat. Dalam buku tersebut juga dijelaskan sepanjang 2002-2013, cadangan minyak turun rata-rata 1,9 persen per tahun, sedangkan cadangan gas hanya tumbuh 1,3 persen.

Reporter: Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...