Mengulas Pelabuhan Tanjung Perak yang Penuh Nilai Historis

Siti Nur Aeni
23 Agustus 2021, 18:50
Satuan Kapal Patroli (Satrol) TNI AL bersama prajurit Kopaska TNI AL berusaha mengamankan sebuah kapal yang diduga akan melakukan sabotase kapal sipil karena terhasut paham radikal saat latihan pengamanan pelabuhan di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, J
ANTARA FOTO/Zabur Karuru
Satuan Kapal Patroli (Satrol) TNI AL bersama prajurit Kopaska TNI AL berusaha mengamankan sebuah kapal yang diduga akan melakukan sabotase kapal sipil karena terhasut paham radikal saat latihan pengamanan pelabuhan di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (28/11/2019).

Pelabuhan menjadi salah satu fasilitas penting yang menunjang berbagai sektor termasuk ekonomi. Di Indonesia jumlah pelabuhan cukup banyak karena negara kita memiliki banyak daerah perairan sehingga moda transportasi laut cukup berkembang. Hal ini jugalah yang turut memberikan pengaruh pada perkembangan pelabuhan-pelabuhan di Indonesia.

Salah satu pelabuhan yang cukup ramai yaitu Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya. Bukan hanya berfungsi sebagai tempat perhentian kapal saja, namun pelabuhan ini juga memiliki nilai historis yang cukup panjang.

Advertisement

Sejarah Pembangunan Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya

Melansir dari situs resmi Kementerian Perhubungan, Pelabuhan Tanjung Perak menjadi salah satu pintu gerbang Indonesia di Kawasan Timur. Lokasinya cukup strategis dan menjadi pusat perhubungan serta distribusi berbagai barang dari Indonesia Timur dan Jawa Timur. Pelabuhan ini menjadi aspek penting dalam sektor pedagangan lokal, regional, dan internasional.

Sebelum adanya pelabuhan bernama Tanjung Perak, kapal-kapal yang singgah di Jawa Timur melakukan bongkar muat di Jembatan Merah yang merupakan pelabuhan pertama pada saat itu. Namun karena jumlah kapal yang mendarat semakin banyak, Jembatan Merah tidak mampu lagi menampung seluruh kapal tersebut. Pada tahun 1875 rencana pembangunan pelabuhan baru mulai disusun oleh Ir. W. de Jongth.

Pelabuhan Tanjung Perak dibangun agar seluruh kapal bisa melakukan bongkar muat tanpa perlu menggunakan bantuan tongkang atau perahu-perahu lain. Sayangnya rencana tersebut ditolak karena biaya pembangunan sangat tinggi. Beberapa tahun kemudian Ir. WB. Van Goor kemudian membuat rencana yang lebih realistis yang membuat keharusan untuk kapal samudera yang merapatkan kapal miliknya pada kade (pangkalan kapal). Ahli asal Belanda, Prof. DR. J. Kraus dan G.J. de Jongth memberikan masukan tentang rencana pembangunan pelabuhan tersebut.

Akhirnya, pada 1990 pembangunan pelabuhan yang sudah lama direncakan pun dimulai. Pada proses pembangunan tak disangka ternyata permintaan untuk menggunakan kade semakin banyak dan belum seluruhnya selesai. Maka dari itu, pembangunan diperluas. Dan Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya menjadi pelabuhan yang besar dan berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi di Jawa Timur dan seluruh Wilayah Indonesia Timur.

Selama proses pembangunan berbagai kelengkapan fasilitas juga terus ditingkatkan. Mulai dari dermaga khusus kontainer, pengembangan industri di kawasan pelabuhan, pembangunan terminal, dan beberapa fasilitas penunjang lalu lintas laut lainnya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement