Mengulas Sampah Anorganik dari Pengertian hingga Dampak Negatifnya
Kita mungkin sering melihat sungai penuh dengan sampah plastik sehingga menyebabkan banjir saat musim hujan tiba. Sampah plastik tersebut termasuk dalam sampah anorganik yang cukup meresahkan karena memberikan dampak terhadap pencemaran lingkungan.
Sampah plastik tersebut bahkan banyak mencemari laut. Dalam sebuah data disebutkan bahwa ada sekitar 12,7 juta ton sampah plastik di lautan setiap tahunnya. Tiongkok menjadi negara yang paling banyak menyumbang sampah plastik di lautan.
Sementara itu negara Asia lain seperti Indonesia, Thailand, Filipina, Vietnam, dan Sri Lanka berada di posisi kedua sebagai penyumbang sampah plastik di laut.
Pengertian Sampah Anorganik
Plastik menjadi bagian dari sampah anorganik yang sering dijumpai. Sementara itu, secara sederhana sampah anorganik atau non organik merupakan sampah yang sulit untuk terurai secara alami.
Dalam Jurnal Dinamika Pengabdian 1(2), sampah anorganik adalah sampah dari sumber daya alam tidak terbaharui dan proses industri. Sumber daya tak terbaharui diantaranya minyak bumi dan mineral. Sedangkan proses industri yang menjadi sumber sampah non organik misalnya plastik dan aluminium.
Definisi lain tentang jenis sampah ini juga tertulis dalam Jurnal Formatif 4(2). Dalam jurnal tersebut sampah anorganik diartikan sebagai sampah yang dihasilkan dari bahan non hayati berupa produk sintetik atau hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang.
Jenis Sampah Anorganik
Sampah non organik banyak jenisnya. Dalam Jurnal Formatif 4(2), sumber sampah anorganik antara lain styrofoam, plastik, kaleng, dan sampah berbahan gelas. Dalam jurnal tersebut juga dijelaskan setidaknya ada empat jenis sampah anorganik yang bisa didaur ulang. Berikut penjelasannya.
1. Sampah Plastik
Plastik biasanya digunakan untuk menjadi packaging barang. Plastik juga biasanya digunakan dalam perabotan rumah tangga. Barang-barang yang digunakan dari plastik memiliki beberapa keunggulan seperti tidak mudah berkarat dan tahan lama.
Barang-barang yang terbuat dari plastik tersebut, jika sudah tidak berfungsi maka akan menjadi sampah plastik. Jenis sampah anorganik ini tidak mudah diurai. Untuk mengurai sampah plastik butuh waktu yang sangat lama.
2. Sampah Logam
Sampah ini merupakan limbah yang berasal dari bahan logam. Contoh sampah anorganik ini yaitu besi, kaleng, alumunium, timah, dan jenis sampah dari logam lainnya. Kaleng menjadi sampah logam yang banyak ditemukan dan paling sering didaur ulang.
3. Sampah Gelas atau Kaca
Sampah anorganik ini berasal dari bahan kaca. Contohnya gelas atau piring yang sudah pecah dan tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya.
4. Sampah Kertas
Sampah kertas juga termasuk dalam jenis sampah anorganik. Sebenarnya kertas terbuat dari bahan alami, namun karena sampah ini bisa didaur ulang sebagaimana sampah anorganik lain seperti gelas, kaleng, dan plastik, maka kertas termasuk sampah non organik.
Cara Mengolah Sampah Anorganik
Selain dari definisi dan sumber bahannya, perbedaan sampah organik dan anorganik juga bisa dilihat dari cara mengolahnya. Menurut penjelasan di Jurnal Formatif 4(2), berikut tahapan yang bisa dilakukan saat mengelola sampah anorganik.
1. Mencegah dan Mengurangi Sampah dari Sumbernya
Mencegah dan mengurangi sampah dari sumbernya bisa dengan melakukan pemilahan atau pemisahan sampah organik dengan anorganik. Pemisahan tersebut bisa dilakukan dengan menyediakan tempat sampah khusus untuk setiap jenis sampah yang berbeda.
2. Pemanfaatan Kembali
Cara mengolah sampah anorganik berikutnya yaitu dengan memanfaatkan kembali produk tersebut. Misalnya dengan menggunakan kertas hasil daur ulang atau membuat kerajinan dari sampah plastik.
Prinsip Pemanfaatan Sampah Anorganik
Dalam melakukan pengolahan sampah anorganik, setidaknya ada empat prinsip yang bisa diterapkan. Berikut prinsip pemanfaatan sampah non organik.
1. Reduce
Reduce atau mengurangi merupakan upaya untuk meminimalisir penggunaan barang yang berpotensi menjadi sumber sampah. Contoh penerapan reduce yaitu membawa botol minum sendiri saat bepergian untuk mengurangi sampah kemasan air mineral.
2. Reuse
Prinsip selanjutnya yaitu reuse atau menggunakan kembali. Anda bisa menerapkannya dengan menggunakan kembali barang-barang yang bisa dipakai berulang kali. Dengan demikian, tidak terlalu banyak sampah anorganik yang dihasilkan.
3. Recycle
Mendaur ulang juga menjadi prinsip lain yang bisa diterapkan dalam pemanfaatan sampah anorganik. Barang-barang yang sudah tidak digunakan sebisa mungkin diolah kembali menjadi produk yang fungsional.
Misalnya jika banyak sampah plastik di sekitar kita, maka sampah-sampah tersebut bisa kita olah menjadi ecobrick, kerajinan tangan, dan pengolahan lainnya. Tak hanya mengurangi jumlah sampah saja, namun hasil daur ulang tersebut juga bisa bernilai ekonomis.
4. Replace
Hal berikutnya yang bisa dilakukan untuk mengurangi sampah non organik yaitu dengan mengganti barang-barang yang kita gunakan dengan produk yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Misalnya saat berbelanja, bawalah tas belanja agar tidak perlu menggunakan kantong plastik. Atau dengan mengganti bungkus makanan styrofoam dengan daun yang mudah terurai.
Dampak Negatif Sampah Anorganik
Pengolahan sampah anorganik sangat penting untuk dilakukan sebab berguna untuk mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan dari kehadiran limbah ini. Beberapa dampak negatif dari sampah organik sebagai berikut.
1. Mengancam Kesehatan
Bahan kimia yang dihasilkan dari limbah anorganik bisa menjadi ancaman tersendiri. Sebuah laporan menyebutkan bahwa di Jepang pernah terjadi kontaminasi raksa dari sampah yang dibuang ke laut. Akibatnya, banyak orang meninggal setelah mengkonsumsi ikan yang terkontaminasi zat kimia tersebut.
2. Berdampak pada Lingkungan
Selain mengancam kesehatan, kehadiran sampah anorganik yang tidak diolah juga bisa memberikan dampak pada lingkungan. Misalnya pencemaran air yang menyebabkan banyak spesies ikan mati, penyumbatan drainase, bisa menjadi sumber kebakaran.
3. Dampak Terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi
Pengelolaan sampah yang tidak tepat bisa menggangu kehidupan sosial dan ekonomi. Misalnya tumpukan sampah di sekitar pantai menyebabkan tempat wisata pantai menjadi kurang indah.
Akibatnya banyak wisatawan yang enggan datang ke pantai tersebut dan menyebabkan penurunan pendapatan masyarakat sekitar.