Mengulas Sampah Anorganik dari Pengertian hingga Dampak Negatifnya

Siti Nur Aeni
29 November 2021, 16:46
Anggota Kelompok Bank Sampah Omah Sinau menyelesaikan pembuatan kerajinan bunga dari sampah plastik di Jambi, Kamis (13/2/2020). Kehadiran Bank Sampah yang didirikan sejak 2014 tersebut diperkirakan mampu memanfaatkan rata-rata 500 ton sampah anorganik p
ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan
Anggota Kelompok Bank Sampah Omah Sinau menyelesaikan pembuatan kerajinan bunga dari sampah plastik di Jambi, Kamis (13/2/2020). Kehadiran Bank Sampah yang didirikan sejak 2014 tersebut diperkirakan mampu memanfaatkan rata-rata 500 ton sampah anorganik per bulan dari enam RT setempat untuk dijadikan berbagai kerajinan bernilai ekonomis.

Kita mungkin sering melihat sungai penuh dengan sampah plastik sehingga menyebabkan banjir saat musim hujan tiba. Sampah plastik tersebut termasuk dalam sampah anorganik yang cukup meresahkan karena memberikan dampak terhadap pencemaran lingkungan.

Sampah plastik tersebut bahkan banyak mencemari laut. Dalam sebuah data disebutkan bahwa ada sekitar 12,7 juta ton sampah plastik di lautan setiap tahunnya. Tiongkok menjadi negara yang paling banyak menyumbang sampah plastik di lautan.

Sementara itu negara Asia lain seperti Indonesia, Thailand, Filipina, Vietnam, dan Sri Lanka berada di posisi kedua sebagai penyumbang sampah plastik di laut.

Pengertian Sampah Anorganik

Plastik menjadi bagian dari sampah anorganik yang sering dijumpai. Sementara itu, secara sederhana sampah anorganik atau non organik merupakan sampah yang sulit untuk terurai secara alami.

Dalam Jurnal Dinamika Pengabdian 1(2), sampah anorganik adalah sampah dari sumber daya alam tidak terbaharui dan proses industri. Sumber daya tak terbaharui diantaranya minyak bumi dan mineral. Sedangkan proses industri yang menjadi sumber sampah non organik misalnya plastik dan aluminium.  

Definisi lain tentang jenis sampah ini juga tertulis dalam Jurnal Formatif 4(2). Dalam jurnal tersebut sampah anorganik diartikan sebagai sampah yang dihasilkan dari bahan non hayati berupa produk sintetik atau hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang.

Jenis Sampah Anorganik

Sampah non organik banyak jenisnya. Dalam Jurnal Formatif 4(2), sumber sampah anorganik antara lain styrofoam, plastik, kaleng, dan sampah berbahan gelas. Dalam jurnal tersebut juga dijelaskan setidaknya ada empat jenis sampah anorganik yang bisa didaur ulang. Berikut penjelasannya.

1. Sampah Plastik

Plastik biasanya digunakan untuk menjadi packaging barang. Plastik juga biasanya digunakan dalam perabotan rumah tangga. Barang-barang yang digunakan dari plastik memiliki beberapa keunggulan seperti tidak mudah berkarat dan tahan lama.

Barang-barang yang terbuat dari plastik tersebut, jika sudah tidak berfungsi maka akan menjadi sampah plastik. Jenis sampah anorganik ini tidak mudah diurai. Untuk mengurai sampah plastik butuh waktu yang sangat lama.

2. Sampah Logam

Sampah ini merupakan limbah yang berasal dari bahan logam. Contoh sampah anorganik ini yaitu besi, kaleng, alumunium, timah, dan jenis sampah dari logam lainnya. Kaleng menjadi sampah logam yang banyak ditemukan dan paling sering didaur ulang.

3. Sampah Gelas atau Kaca

Sampah anorganik ini berasal dari bahan kaca. Contohnya gelas atau piring yang sudah pecah dan tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya.

4. Sampah Kertas

Sampah kertas juga termasuk dalam jenis sampah anorganik. Sebenarnya kertas terbuat dari bahan alami, namun karena sampah ini bisa didaur ulang sebagaimana sampah anorganik lain seperti gelas, kaleng, dan plastik, maka kertas termasuk sampah non organik.

Cara Mengolah Sampah Anorganik

Selain dari definisi dan sumber bahannya, perbedaan sampah organik dan anorganik juga bisa dilihat dari cara mengolahnya. Menurut penjelasan di Jurnal Formatif 4(2), berikut tahapan yang bisa dilakukan saat mengelola sampah anorganik.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...