Berita BATU BARA Indonesia Terkini - Kabar Hari ini

Harga batu bara acuan atau HBA Oktober 2024 naik dari US$ 125,15 per ton menjadi US$ 131,17 per ton.

KPK memeriksa Direktur Jenderal Kemenkeu dalam kasus penerimaan gratifikasi oleh mantan Bupati Kutai Kartanegara, menyoroti penerimaan negara dari batu bara.

Muhammadiyah menerjunkan dosen-dosen kampus mereka untuk melaksanakan survei tambang batu bara

Bos Adaro Energy Garibaldi Thohir ungkap rencana investasi besar para pengusaha batubara dalam bidang hiburan di IKN, mencakup taman safari dan fasilitas multi guna lainnya.

Produksi batu bara hingga 16 Oktober 2024 mencapai 629,52 juta ton atau 88,66% dari target sebesar 710 juta ton.

Presiden terpilih Prabowo Subianti didesak memberikan disinsentif bagi industri batu bara untuk mempercepat transisi energi.

Menteri ESDM Bahlil Lahadila berupaya menjaga keseimbangan harga batu bara di tengah pengejaran target produksi nasional sebesar 710 ton untuk tahun ini.

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia sedang mempertimbangkan pemberian izin usaha pertambangan khusus bagi ormas keagamaan, karena serangkaian lahan yang sedang diproses untuk distribusi.

Analis Investasi Stockbit Sekuritas Hendriko Gani mengatakan, PTBA juga berpotensi mencatatkan peningkatan pendapatan sebesar Rp 7,3 triliun pada tahun fiskal 2025.

PLN EPI memastikan, biomassa yang digunakan untuk co-firing atau pengganti batu baru untuk PLTU berasal dari limbah seperti serbuk kayu atau wood chips.

Indonesia mempercepat hilirisasi nikel untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya alam, namun proses ini bergantung pada energi besar yang sebagian besar berasal dari PLTU berbasis batu bara.

Kemenkeu ungkap penerimaan PNBP mencapai Rp 383,3 triliun pada Agustus 2024. Penerimaan itu berkat kontribusi dari kinerja BUMN dan BLU.

Kementerian ESDM menyebut, tersendatnya investasi pada proyek batu bara cair disebabkan oleh harga yang belum ekonomi dan masih dihasilkannya emisi.

Menteri Keuangan Sri Mulyani telah mengindikasikan penurunan penerimaan pajak tahun ini akibat penurunan harga harga batu bara dan ekonomi global yang stagnan.

Batu bara dengan nilai kalor tertinggi ini menjadi acuan harga jual untuk penyediaan listrik dan bahan bakar di industri