KCIC menunda pengembangan kawasan transit oriented development (TOD) di sekitar jalur kereta cepat. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil tetap akan mengembangkan pusat pertumbuhan baru di wilayahnya.
Konsorsium kereta cepat berpotensi mengantongi Rp 8,7 hingga 10,15 miliar per hari dari penjualan tiket. Meninggalkan TOD, KCIC mencari pendapatan lain, termasuk pengembangan properti.
Rencana PT Kereta Cepat Indonesia China untuk mengembangkan ribuan hektare kawasan terintegrasi -sumber pendapatan penting perseroan- harus ditunda. Faktor pendanaan jadi penyebab utama.
UR Jepang berpengalaman dalam mengembangkan kawasan berorientasi transit.Contohnya di Minatomirai, Yokohama, yang menyatukan stasiun, mal, serta kawasan wisata dan perumahaan melalui reklamasi.