Amendemen UUD 1945: Berita Amandemen UUD Hari ini

Pakar mengkhawatirkan perpanjangan masa jabatan Presiden masuk dalam amendemen UUD 1945

Partai politik masih terbelah dalam menyikapi rencana amendemen UUD 1945.

Sebelumnya Ketua MPR menyatakan amendemen UUD 1945 perlu dilakukan secara terbatas.

Rencana amendemen tersebut dapat menjadikan Indonesia kembali ke masa lalu, orde lama atau orde baru.

Gerindra mengatakan munculnya GBHN sesuai dengan rekomendasi dari MPR periode 2014-2019.

Demokrat menyarankan MPR meminta pandangan dari para akademisi dan pemangku kepentingan lain jika ingin amendemen UUD 1945 dilakukan.

Bambang mengatakan amendemen UUD 1945 tidak akan dilakukan terburu-buru. MPR bakal menyerap aspirasi dari masyarakat terlebih dahulu.

Salah satu isu amendemen UUD 1945 yang dipersoalkan adalah dihidupkannya kembali Garis Besar Haluan Negara (GBHN).

Akbar Tandjung menilai, GBHN akan mengembalikan MPR jadi lembaga tertinggi negara. Adapun Basarah menilai GBHN membuat pembangunan berkesinambungan.

Wapres Jusuf Kalla menyebut perubahan terbatas UUD 1945 bakal menghilangkan peran kampanye calon presiden dan wakil presiden.

Akademisi dan beberapa politisi menolak perubahan terbatas UUD 1945 yang diusulkan MPR.

Komposisi oposisi yang tidak ideal seperti saat ini memungkinkan salah satu pihak memasukkan agenda gelapnya lewat mekanisme voting.