Berita Deflasi Terbaru dan Terkini Hari Ini - Katadata.co.id

Menjelang akhir tahun sejumlah platform penjualan daring atau e-commerce mulai bersiap menggelar pesta diskon melalui program hari belanja online nasional (harbolnas).

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyebut, kondisi deflasi lima bulan berturut-turut turut dipengaruhi oleh melemahnya daya beli masyarakat dan membuat pedagang sulit.

Selain penurunan permintaan, Kemendag menyebut deflasi juga disebabkan tidak adanya peristiwa besar yang terjadi di Indonesia, seperti Lebaran dan Pemilu, yang sudah berjalan beberapa bulan lalu.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut deflasi lima bulan beruntun sebagai fenomena positif yang didukung penurunan harga pangan. Hal ini justru berbanding terbalik dengan pandangan sejumlah ekonom.

Simak penjelasan tentang penyebab deflasi yang bisa dipahami di bawah ini.

Mengenai jawaban dari pertanyaan apa itu deflasi, Anda patut menyimak penjelasan lengkap di bawah ini.

Presiden Jokowi menekankan deflasi maupun inflasi harus dikendalikan agar tidak merugikan banyak pihak. Ia meminta deflasi lima bulan berturut-turut dikaji penyebabnya.

Kondisi deflasi lima bulan beruntun sejak Mei mendapat perhatian Menteri Keuangan Sri Mulyani. Menurut dia, situasi ini harus dilihat dari banyak hal, bukan hanya persoalan daya beli masyarakat.

Inflasi inti saat ini masih sekitar 2%, menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, kondisi ini berarti permintaan masyarakat masih tinggi.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan deflasi lima bulan berturut-turut merupakan hasil dari upaya pemerintah mengontrol harga, bukan disebabkan lesunya perekonomian.

BPS mencatat deflasi 0,12% pada September 2024, menandai lima bulan beruntun deflasi di Indonesia. Namun Bank Indonesia tidak menilai deflasi beruntun sebagai pelemahan ekonomi.

Deflasi lima bulan beruntun berpotensi menggerus daya beli masyarakat, perkembangan industri, manufaktur hingga pelaku usaha. Jika ini terus berlanjut, maka ekonomi nasional bakal melambat.

BPS mencatat deflasi Indonesia sebesar 0,12% pada September 2024, menandai lima bulan beruntun dampak dari penurunan harga pangan yang signifikan.

Penurunan harga beberapa jenis BBM seperti Pertamax dan Pertamina Dex pada September 2024 berkontribusi signifikan terhadap deflasi, mencapai tingkat terdalam sejak Desember 2023.

BPS mengungkapkan deflasi terlama terjadi pada tahun 1999 karena harga barang diterpa inflasi tinggi saat krisis 1998 hingga akhirnya kembali turun.