Progress Smelter Freeport 51%, Akan Masuk Ekosistem Mobil Listrik

Tia Dwitiani Komalasari
14 Januari 2023, 21:14
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif (kiri) bersama Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas (kanan) meninjau pembangunan proyek Smelter Freeport di kawasan Java Integrated and Industrial Port Estate (JIIPE), Manyar, Gres
ANTARA FOTO/Zabur Karuru/foc.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif (kiri) bersama Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas (kanan) meninjau pembangunan proyek Smelter Freeport di kawasan Java Integrated and Industrial Port Estate (JIIPE), Manyar, Gresik, Jawa Timur, Jumat (29/7/2022).

Pembangunan proyek smelter yang dilakukan PT Freeport Indonesia (PT FI) di kawasan Java Integrated and Industrial Port Estate (JIIPE), Manyar, Gresik, Jawa Timur telah mencapai 51,7 persen. Proyek tersebut ditargetkan selesai konstruksi akhir 2023 dan beroperas Mei 2024.

"Hingga akhir Desember 2022, pembangunan proyek tersebut telah mencapai 51,7 persen dan menelan investasi sekitar 1,63 miliar dolar AS atau setara Rp25 triliun," kata Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Toni Wenas dikutip dari Antara, Sabtu (14/1).

Toni mengatakan bahwa pembangunan ini merupakan wujud PT Freeport Indonesia dalam mendukung kebijakan hilirisasi pemerintah dan sedang melakukan investasi besar dalam pembangunan smelter baru sebagaimana mandat dalam Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK). "Adapun luas total smelter Manyar sekitar 100 hektare," katanya.

Dia mengatakan, smelter Manyar dirancang untuk memiliki kapasitas pengolahan konsentrat tembaga sebesar 2 juta ton per tahun yang menjadikannya sebagai tempat pengolahan tembaga terbesar di dunia.

Hasil pengolahan smelter Manyar akan ditambahkan dengan kapasitas pengolahan smelter yang telah beroperasi, PT Smelting, dengan kapasitas pengolahan 1 juta ton konsentrat tembaga setiap tahun.

"Dengan demikian setelah smelter Manyar beroperasi, Freeport mampu mengolah 3 juta ton konsentrat tembaga per tahun," kata dia.

Smelter Manyar nantinya akan memproduksi katoda tembaga sebesar 550.000 ton per tahun. Smelter tersebut juga dilengkapi dengan pemurnian emas dan perak.

Jadi Ekosistem Kendaraan Listrik

Toni mengatakan, smelter ini akan menjadi bagian penting dalam ekosistem baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) yang sedang dicanangkan pemerintah. Ekosistem electric vehicle itu terdiri dari nikel, kobalt, aluminium, tembaga, grafit dan besi.

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...