Ekspor Tak Mendominasi, Airlangga Optimistis Ekonomi RI 2023 Tangguh
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian optimistis pertumbuhan ekonomi nasional akan tumbuh positif sepanjang tahun ini. Alasannya, ketergantungan ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi nasional masih kurang dari 50%.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Indonesia merupakan salah satu negara dengan resiliensi ekonomi yang tinggi. Saat ini kontribusi ekspor ke pertumbuhan ekonomi hanya 45%.
Airlangga mencatat beberapa negara memiliki kontribusi ekspor kurang dari 50%, seperti Jepang sebesar 47%, Brasil 40%, Cina 39%, dan Amerika Serikat 28%. Artinya, ikatan negara-negara tersebut dengan rantai pasok global tidak terlalu erat.
"Sehingga, tentu negara-negara tersebut mempunyai domestic market yang kuat," kata Airlangga di Kantor Presiden, Rabu (11/1).
Selain itu, Airlangga mengatakan sektor manufaktur Indonesia masih ekspansif pada 2023. Hal tersebut ditunjukan dengan angka Purchasing Manager's Index atau PMI Indonesia.
Sebagai informasi, PMI adalah indeks yang menentukan kondisi industri manufaktur sebuah negara. Sektor manufaktur sebuah negara ditandakan sedang ekspansif jika angka PMI di atas angka 50,0, stagnan jika sama dengan angka 50,0, dan kontraktif jika di bawah angka 50,0.
Berdasarkan data Trading Economics, PMI Indonesia konsisten berada di atas angka 50,0 dengan capaian tertinggi atau di atas 53,5 pada Januari dan September 2022. Adapun, PMI terakhir Indonesia pada Desember 2022 mencapai 50,9.
Namun, Airlangga menilai proyeksi ketidakpastian global masih membayangi pertumbuhan ekonomi nasional. PMI negara-negara manufaktur yang masih rendah atau di bawah angka 50,0, seperti Italia, Jerman, dan Korea Selatan.
