Pertamina Dapat Kepastian Impor LPG Langsung dari Uni Emirat Arab

ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Ilustrasi, Menteri ESDM Arifin Tasrif (kedua kanan) didampingi Dirut PT. Pertamina (Persero) Nicke Widyawati (keempat kanan) dan jajaran Direksi berbincang dengan petugas Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) kantong atau Mobile Storage ketika meninjau Terminal BBM Jakarta Group Plumpang, Jakarta Utara, Senin (23/12/2019).
7/1/2020, 21.45 WIB

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyampaikan, Pertamina berencana mengimpor pasokan LPG secara langsung dari Uni Emirat Arab (UEA). Hal ini juga merupakan bagian dari kerja sama antara kedua negara.

Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, Pertamina nantinya mendapat akses langsung ke produsen LPG yakni Abu Dhabi National Oil Company (Adnoc). Langkah ini dinilai lebih efisien, lantaran Pertamina tidak perlu melalui trader untuk membeli LPG.

"Jadi Pertamina impor LPG langsung tidak lewat trader, tapi dari Adnoc. Lebih efisien," kata Budi di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jakarta, Selasa (7/1).

Ia menambahkan, kedua perusahaan sepakat bahwa kontrak impor LPG itu berlangsung selama setahun. Total volume LPG yang diimpor mencapai 520 ribu ton.

Jumlah itu sekitar 10% dari kebutuhan LPG impor selama ini yang mencapai 5 juta ton per tahun. "Volume 170 ribu ton-520 ribu ton, kontrak setahun ," ujar Budi.

(Baca: Luhut Gandeng Mubadala dan Adnoc untuk Proyek Kilang Pertamina)

Berdasarkan data Pertamina, kebutuhan LPG tahun ini diproyeksi mencapai 7,22 juta ton. Jumlah tersebut melebihi target yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2020 yakni tujuh juta ton.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan