Pertamina Dapat Kepastian Impor LPG Langsung dari Uni Emirat Arab

ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Ilustrasi, Menteri ESDM Arifin Tasrif (kedua kanan) didampingi Dirut PT. Pertamina (Persero) Nicke Widyawati (keempat kanan) dan jajaran Direksi berbincang dengan petugas Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) kantong atau Mobile Storage ketika meninjau Terminal BBM Jakarta Group Plumpang, Jakarta Utara, Senin (23/12/2019).
7/1/2020, 21.45 WIB

Selain terkait impor LPG langsung dari Adnoc, Pertamina bakal bekerja sama untuk mengembangkan kilang Balongan. Perusahaan energi berpelat merah ini juga akan berkolaborasi dengan Mubadala untuk pengembangan proyek kilang Balikpapan.

"Kerja sama Mubadala investasi kilang Balikpapan. Kemudian yang kedua Adnoc akan berpartisipasi untuk mengkaji investasi di kilang balongan," kata Budi.

Kesepakatan itu dilakukan ketika Menteri Kordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan melakukan kunjungan kerja ke Abu Dhabi, UEA akhir tahun lalu.

(Baca: Pertamina-Aramco Tak Sepakat, Pengembangan Kilang Cilacap Diundur Lagi)

Selain kilang, Luhut menyepakati kerja sama Masdar dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk membangun proyek panel tenaga surya terapung 145 GW. Kemudian, kolaborasi EGA dan Inalum untuk mengembangkan smelter dan hydropower berbasis 500 ribu ton per tahun aluminium smelter di Kalimantan Utara.

Kunjungan itu juga menyepakati kerja sama antara Chandra Asri dan Adnoc dalam jangka panjang. Kesepakatan lainnya yaitu di bidang agrikultur yang akan mengambil lokasi di Elite Agro, Jawa Barat dan Kalimantan Tengah. Selain itu, nota kesepahaman antara DP World dan Maspion untuk area industri terintegrasi seluas 120 hektare.

(Baca: Dikritik Jokowi, Pertamina Klaim Pembangunan Kilang Terus Jalan)

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan