Di blok ini, konsorsium melakukan kegiatan di tiga tahun pertama dengan total investasi senilai US$ 7,550 juta. Dana itu untuk satu studi Geologi & Geofisika (G&>) dan kegiatan seismik 3D sepanjang 1.850 km2. Kemudian bonus tandatangan yang disetor konsorsium itu pada pemerintah sebesar US$ 1 juta.

(Baca: Di Balik Menangnya Konsorsium Premier Atas Repsol dan EMP di Andaman)

Adapun saat ini, Premier Oil juga memiliki beberapa wilayah kerja lainnya di Indonesia, diantaranya di perairan Natuna yakni Natuna Sea Blok A. Di blok ini Premier memegang hak kelola 28,67% dan bertindak sebagai operator.

Premier juga mengelola blok Tuna yang ada di Laut Natuna Utara. Perusahaan ini memiliki hak kelola sebesar 65% dan bermitra dengan MOECO (25%) dan GS Energy (15%).

Sementara itu, produksi Premier di Indonesia sejak 1 Januari hingga 31 Maret 2018 mencapai 14,2 Kboepd. Angka ini stagnan daripada periode yang sama tahun lalu.

Halaman: