Produksi Blok Cepu Menurun, SKK Migas Kejar Blok Migas Lain

Katadata
Ilustrasi blok Cepu. Blok Cepu yang dikelola ExxonMobil Cepu Limited (ECM) saat ini merupakan penyumbang lifting minyak terbesar.
Editor: Yuliawati
5/1/2021, 15.07 WIB

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan revisi Amdal memungkinkan produksi Blok Cepu meningkat dari 220 ribu barel per hari (bopd) menjadi 230 ribu bopd. "Sudah disetujui oleh KLHK, sehingga kami bisa optimalkan produksi Lapangan Banyu Urip Blok Cepu,” kata Dwi April tahun lalu.

Namun, berdasarkan paparan SKK Migas kuartal III 2020, realisasi lifting minyak siap jual Blok Cepu hanya sebesar 215.202 bopd. Capaian ini 97,8% dari target APBN yang sebesar 220 ribu bopd dan 103,1% dari target WP&B sebesar 208.650 bopd.

SKK Migas telah menetapkan program kerja dan anggaran (WP&B) untuk 2021. Angka investasinya dipatok sebesar US$ 12,3 miliar (sekitar Rp 174 triliun) dan biaya penggantian produksi atau cost recovery di angka US$ 8,34 miliar (sekitar Rp 118 triliun).

Asumsinya, harga minyak mentah Indonesia atau ICP sebesar US$ 45 per barel dan penerimaan negara mencapai US$ 8,09 miliar. Angka ini berada di atas target anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2021 yang hanya mematok penerimaan di US$ 7,28 miliar.

SKK Migas juga akan mengawal agar realisasi produksi siap jual atau lifting migas tidak jeblok. Untuk minyak, targetnya di atas 705 ribu barel per hari (BOPD). Angkanya serupa dengan patokan 2020.

Lalu, lifting gas sebesar 5.638 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). Target ini sedikit naik dibandingkan tahun ini yang sebesar 5.556 juta standar kaki kubik per hari.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan