Banyak Fasilitas Produksi Kontraktor Migas Terganggu, Apa Solusinya?

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi.
25/5/2021, 13.13 WIB

Vice President Commercial and Business Development ConocoPhillips Taufik Ahmad mengungkapkan pihaknya terus melakukan upaya secara paralel. Yakni perbaikan permanen serta mitigasi temporer hingga perbaikan permanennya selesai.

Pasalnya, unplanned shutdown membuat produksi dari Blok Corridor turun cukup signifikan. Meski begitu ia tak membeberkan secara rinci mengenai jumlah produksi yang berkurang. "Ada komponen di gas plant di Suban yang rusak. Dampaknya, kapasitas produksi berkurang sebagian," kata dia.

Untuk diketahui, realisasi produksi migas pada kuartal pertama tahun ini masih belum mencapai target. Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan penyebabnya turunnya investasi migas sepanjang tahun lalu imbas pandemi Covid-19.

"Permasalahan produksi lifting di kuartal I karena pada 2020 kegiatan jauh menurun imbas pandemi dan penurunan investasi," ujarnya.

Adapun realisasi lifting minyak per Maret 2021 baru mencapai 676,2 ribu barel per hari (BOPD) atau 96% dari target 705 ribu BOPD. Sedangkan untuk gas, realisasinya mencapai 5.539 juta standar kubik per hari (MMSCFD) atau 98,2% dari target 5.638 MMSCFD.

Faktor penyebab lainnya yaitu turunnya produksi beberapa lapangan minyak karena isu kenaikan water cut. Salah satunya yakni lapangan Banyu Urip Blok Cepu yang merupakan penyumbang lifting minyak terbesar nasional saat ini.

Kemudian ada juga isu integritas fasilitas (facility integrity), mundurnya kontribusi bor beberapa sumur seperti di PHKT dan Minarak Brantas, serta unplanned shutdown pada kuartal pertama tahun ini.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan