Pesawat CN 235-220 Uji Terbang Perdana Bandung-Jakarta Pakai Bioavtur

ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/foc.
Ilustrasi.
6/10/2021, 11.59 WIB

Untuk diketahui, Pertamina dan ITB melakukan uji coba co-processing kerosene dengan minyak nabati untuk menghasilkan prototipe produk bioavtur. Pengembangannya dilakukan di Unit Treated Distillate Hydro Treating (TDHT) Refinergy Unit (RU) IV kilang Cilacap.

Tahun lalu tim Pertamina dan ITB berhasil mengembangkan J2.0, kemudian J2.4 pada awal tahun ini. Bahan bakar campuran bioavtur dihasilkan dari bahan baku 2% (J2.0) dan 2,4% (J2.4) refined bleached degummed palm kernel oil (RBDPKO) dengan menggunakan katalis merah putih.

Serangkaian uji karakteristik material bahan bakar telah dilakukan meliputi titik nyala densitas, titik beku, kestabilan termal JFTOT, aromatik, titik kabut, LHV, viskositas dan specific gravity.

Dalam rangka memenuhi kepentingan hukum kelaikan udara, Lemigas menganalisis sifat fisika dan kimia dari J2.0 dan J2.4 maupun Jet A1. Adapun sampel yang dikirimkan ke Lemigas diambil dari tangki di GMF agar lebih mewakili karakteristik bahan bakar.

Proses evaluasi avtur dan bioavtur diperlukan sebelum pelaksanaan pengujian di test cell dimana hasilnya harus memenuhi ASTM D1655 dan SNI sebagai panduan limit sifat fisika jenis avtur dan bioavtur yang boleh diisikan pada tangki pesawat udara untuk digunakan dalam penerbangannya, yaitu terdiri dari titik beku, lower heating value, dan specific gravity.

Hasil uji Lemigas menunjukkan bahwa produk J2.4 dapat memenuhi spesifikasi bahan bakar avtur sesuai Surat Keputusan Direktur Jenderal Migas Nomor 35 Tahun 2021, atau dapat dikatakan secara spesifikasi produk J2.4 dapat digunakan sebagai pengganti avtur murni.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan