Sempat Disentil Jokowi, Pertamina Beberkan Progres Proyek Kilangnya

ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
Petugas melintas di depan jaringan pipa minyak di kilang unit pengolahan (Refinery Unit) V, Balikpapan, Kalimantan Timur.
6/12/2021, 14.10 WIB

Dalam merealisasikan proyek ini, Pertamina sendiri menggandeng perusahaan minyak dan gas bumi asal Rusia yakni Rosneft. Proyek tersebut saat ini dalam tahap Front End Engineering Design alias FEED yang mencapai 57,5% dari target 50,4%.

"Nantinya proyek ini akan selesai di tahun 2026 mulai produksi dan akan menjadikan daerah Tuban sentral industri petrokimia," katanya. Simak databoks berikut:

Presiden Joko Widodo sempat menyentil Pertamina yang dinilai lambat dalam mengerjakan proyek-proyeknya dan menyoroti rumitnya birokrasi pada perusahaan pelat merah sektor energi yang menghambat masuknya investasi. Padahal banyak pihak yang mengantri untuk berinvestasi ke Indonesia, khususnya di Pertamina dan PLN.

“Ruwetnya ada di birokrasi kita dan BUMN kita sendiri. Kadang-kadang saya ingin marah ke sesuatu yang saya tahu gampang, tapi sulit dilakukan, kok tidak jalan-jalan,” kata Presiden.

Jokowi pun meminta BUMN tidak mengulur-mengulur rencana investasi yang sudah disepakati. Pasalnya, Kesempatan berinvestasi di Pertamina dan PLN terbuka sangat lebar, jika para pejabat tersebut terbuka. Keterbukaan itu pula yang diharapkan Presiden dalam Undang-Undang Ciptakerja.

Jokowi mencontohkan, misalnya untuk proyek Kilang Tuban Pertamina. Sudah bertahun-tahun perusahaan minyak asal Rusia, Rosneft ingin berinvestasi. Nilai investasinya ditaksir sangat besar sekitar Rp 168 triliun, namun realisasinya menurut Jokowi hingga saat ini baru mencapai Rp 5,8 triliun.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan