ESDM Luncurkan Bioetanol 2,5% Tahun Ini, Mampu Tingkatkan Oktan Bensin

KATADATA
Ilustrasi kilang minyak.
3/8/2022, 13.55 WIB

Direktur Bioenergi, Direktorat Jenderal EBTKE, Edi Wibowo, menyampaikan bahwa pabrik bioetanol yang berlokasi di Malang memiliki kapasitas produksi tahunan sejumlah 10.000 kilo liter (kl). Sementara pabrik yang terletak di Mojokerto mampu memproduksi bioetanol hingga 30.000 kl per tahun.

"Pabrik di Malang mereka produksi untuk industrial grade (suplai Industri). Sementara untuk fuel grade (bahan bakar kendaraan) untuk keperluan sendiri atau sesuai permintaan. karena suplai etanolnya juga terbatas, jadi belum bisa diimplementasikan secara nasional," jelas Edi.

Adapun bioetanol bisa digunakan pada moda transportasi darat berbahan bakar gasoline atau bensin. Edi menambahkan, saat ini ada dua lembaga yang fokus pada pengembangan bioetanol. Yakni Badan Usaha Bahan Bakar Minyak dan Badan Usaha Bahan Bakar Nabati. "Bioetanol bisa dicampur untuk bensin RON berapa saja," ujar Edi.

Pengembangan bioetanol diatur dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 Tahun 2015. Di sana, diatur penggunaan bioethanol E5 pada 2020 dan secara bertahap meningkat ke E20 pada 2025. Namun dalam perjalanannya, rencana tersebut menghadapi kendala.

Pemerintah akhirnya menurunkan kandungan etanol menjadi 2%. Setelah serangkaian uji coba dilakukan termasuk dengan Pertamina, penerapan E2 pun masih jauh dari harapan karena terkendala ongkos produksi yang masih tinggi, sehingga kehadiran etanol dinilai kurang kompetitif sebagai bahan bakar alternatif untuk kendaraan.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu