Kementerian ESDM mencatat penghematan negara dari implementasi bahan bakar nabati biodiesel 40 atau B40 mencapai US$ 12,09 miliar, sekitar Rp 189,78 triliun per tahun.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, menjelaskan jika implementasi B40 diterapkan maka konsumsi solar akan berkurang sebesar 15,03 juta kilo liter (KL).
Selain itu, faktor harga Indeks Pasar (HIP) Biodiesel yang lebih rendah daripada HIP Solar berdampak pada pengembangan B40 yang tak memerlukan pendanaan insentif dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
"Bila B40 diterapkan konsumsi solar akan berkurang 15,03 juta KL. Jika diasumsikan kurs dolar terhadap rupiah saat ini sebesar Rp 15.697 dan HIP solar saat ini sebesar Rp. 12.402 per liter, maka potensi penghematan negara dari implementasi B40 diperkirakan sebesar US$ 12,09 miliar," kata Dadan kepada Katadata.co.id, Kamis (3/11).
Kementerian ESDM telah menetapkan 21 badan usaha bahan bakar nabati (BUBBN) untuk mengamankan kapasitas terpasang atau alokasi biodiesel sebesar 17,60 juta kilo liter (KL) pada 2023.
Dari jumlah tersebut, Dadan mengatakan kebutuhan alokasi volume biodiesel apabila diimplemeentasikan B40 diperkirakan sebesar 15,03 juta KL. "Dapat disimpulkan bahwa kapasitas terpasang biodiesel masih lebih tinggi dari total alokasi biodiesel untuk B40 atau sekitar 87%," ujarnya.
Tahun ini ada beberapa badan usaha yang menambah kapasitas produksinya, yakni PT Smart Tbk dari 440.517 kl menjadi 1.132.759 kl dan PT Energi Unggul Persada dari 948.776 kl menjadi sebesar 2.313.793 kl. "Saat ini setiap BUBBN telah mempersiapkan produksi biodiesel untuk spesifikasi B40," jelas Dadan.
Pemerintah hampir menyelesaikan uji jalan (road test) penggunaan biodiesel B40 pada kendaraan bermesin diesel. Dari road test yang sudah berjalan, B40 tidak menyebabkan mesin mogok, dan kendaraan dapat beroperasi layaknya menggunakan solar biasa.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana menambahkan, dari 50.000 kilometer (KM) uji jalan, masih tersisa 6.000 KM lagi dan jika sudah selesai maka akan didapat kesimpulan akhir hasil tes yang menjadi rujukan.
Setelah itu, pemerintah akan mengeluarkan rekomendasi teknis kebijakan implementasi B40 dan bisa segera diimplementasikan.
“Road Test B40 tersisa 6.000 KM lagi. Jadi hasil final untuk kendaraan yang pertama itu akan bisa kita dapat dalam dua minggu ke depan. Hasil final ya,” ujar Dadan dikutip dari siaran pers Kementerian ESDM pada Rabu (2/11).