Pertamina Bor 96 Sumur di Blok Mahakam, Pacu Produksi Minyak 3.951 BPH

Pertamina Hulu Mahakam
Pertamina dorong produksi Blok Mahakam dengan mengebor 95 sumur pengembangan dan 1 sumur eksplorasi tahun ini.
Penulis: Happy Fajrian
8/11/2022, 10.02 WIB

Pertamina Hulu Mahakam terus berupaya untuk mempertahankan produksi serta menahan laju penurunan produksi alamiah pada lapangan-lapangan migas yang sudah matang di Blok Mahakam. Tahun ini PHM menargetkan mengebor 95 sumur pengembangan dan 1 sumur eksplorasi.

General Manager PHM Krisna mengatakan target pengeboran ini diharapkan mampu mendorong tambahan produksi rata-rata tahunan pada 2022 sebesar 3.951 barel per hari untuk minyak dan 133 mmscfd untuk gas.

Dia juga mengatakan PHM menerapkan berbagai inovasi dan dan aplikasi teknologi guna meningkatkan recovery rate dari sumur-sumur migas yang ada sehingga dapat terus menghasilkan energi yang selamat, andal, patuh, ramah lingkungan dan berkelanjutan.

“Kami terus berupaya menahan laju penurunan produksi alamiah dengan menerapkan praktik-praktik engineering terbaik dalam operasi produksi, drilling, well intervention/well connection, maintenance/inspection works,” kata Krisna melalui siaran pers, dikutip Selasa (8/11).

Langkah-langkah strategis tersebut juga dilakukan untuk memenuhi target WP&B 2022 yang diberikan oleh SKK Migas yaitu untuk capaian produksi gas 550 mmscfd dan produksi minyak 19,5 Kbbld.

Menurutnya, pemberian insentif dari Pemerintah Indonesia di awal tahun 2021 telah membuka peluang bagi PHM untuk melanjutkan program kerja pengembangan WK Mahakam secara ekstensif termasuk program eksplorasi sumur-sumur baru.

Kenaikan produksi PHM tentunya tidak lepas dari kontribusi proyek Jumelai, North Sisi, North Nubi (JSN) yang on stream pada 20 Mei 2022 silam. Adapun produksi gas dari proyek ini diperkirakan sebesar 45 mmscfd dan kondensat 710 barel kondensat per hari.

Terkait hal ini, Krisna menjelaskan bahwa produksi yang cukup besar dari Lapangan Jumelai menjadi salah satu penopang kebutuhan migas nasional saat ini dan masa mendatang sekaligus menjadi penggerak roda perekonomian Indonesia, khususnya di Provinsi Kalimantan Timur.

Dalam kesempatan terpisah, Direktur Utama PT Pertamina Hulu Indonesia, Chalid Said Salim mengatakan bahwa kenaikan produksi PHM didukung oleh keberhasilan perencanaan dan pelaksanaan program peremajaan instalasi yang dilakukan oleh PHM sejak Mei hingga Juni 2022.

Program peremajaan dan inspeksi instalasi yang dimajukan memungkinkan start up sumur-sumur baru Sisi Nubi dengan berkelanjutan sehingga menyumbang gas yang signifikan untuk pencapaian laju alir wellhead gas diatas 550 mmscfd.

“Program pemeliharaan dilakukan optimal sehingga berhasil mengurangi potensi kehilangan produksi atau LPO (Loss of Production Opportunity) sebesar 1.4 BCF,” ujar Chalid.

Tahun ini, pencapaian di area offshore PHM yang disatukan dalam inovasi OPTIDRILL berhasil membukukan pengeboran tercepat di area Mahakam dengan cost efficiency atau efisiensi biaya lebih dari 55%.

Inovasi ini menggunakan optimasi persiapan side track dari semen sumur lama secara rigless dengan Hydraulic Workover Unit, optimasi komplesi sumur rigless dan optimasi akusisi data reservoir tanpa Drill Pipe.

Langkah-langkah strategis yang dilakukan PHM untuk mendukung upaya mempertahankan dan meningkatkan produksi, serta menahan laju penurunan produksi alamiah, antara lain penerapan berbagai inovasi dan teknologi guna meningkatkan recovery rate dari sumur-sumur migas, maintain baseline, penambahan sumur baru dan massive well interventions.

Selain itu, PHM juga meminimalkan shutdown dan meningkatkan integritas fasilitas produksi serta menetapkan dan memonitor Drilling Sequence serta identifikasi awal hal-hal yang dapat mengganggu jadwal pemboran.

Selanjutnya, PHM juga terus memastikan Project Construction/Modification Project dilakukan dengan On Time, On Budget, On Spec, On Return (OTOBOSOR), meningkatkan kompetensi teknikal dan HSSE bagi pekerja PWTT, TKJP, dan Contract Service melalui berbagai sertifkasi, pelatihan HSSE mandatory, HSSE meeting, safety stand down, dan upskilling serta memperkuat kolaborasi dari berbagai fungsi yang ada di PHM.