PT Pertamina, PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), dan PT Perkebukan Nusantara (PTPN) III bekerja sama terkait penyediaan bahan baku minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO), bahan pemurnian sawit (Refined Bleached Deodorized Palm Oil/RBDPO), dan bioetanol. Sinergi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini dilakukan dalam rangka pengembangan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) di dalam negeri.
Direktur Utama (Dirut) Pertamina Nicke Widyawati mengatakan RNI dan PTPN III bakal memanfaatkan kebun di wilayah kerja masing-masing perusahaan untuk memasok CPO ke Pertamina. Hasil pengolahan kelapa sawit ini akan dimanfaatkan oleh Pertamina untuk diolah lebih lanjut menjadi bahan bakar nabati (BBN).
Menteri BUMN Rini M Soemarno mengatakan instansinya mendorong sinergi seperti ini dalam meningkatkan penggunaan EBT. Apalagi, banyak negara melakukan langkah serupa. “Salah satunya dengan penggunaan kelapa sawit, karena kami tahu potensi komoditas ini di Riau sangat besar," ujarnya dalam siaran pers, Selasa (19/3).
(Baca: Tahun Depan, Kilang Dumai dan Balongan Olah Minyak Sawit Jadi BBM)
Selain itu, kolaborasi ini merupakan bentuk komitmen BUMN dalam menyediakan bahan bakar yang ramah lingkungan. Menurutnya ini sejalan dengan upaya pemerintah yang menetapkan target energi baru dan terbarukan dalam bauran energi nasional sebesar 23% pada 2025.
Kerja sama ini juga diharapkan mampu meningkatkan daya serap minyak sawit mentah, sehingga harga Tandan Buah Segar (TBS) di tingkat petani bisa terjaga. Namun, langkah ini belum cukup untuk mencapai target tersebut. Perlu ada percepatan peremajaan tanaman kelapa sawit plasma yang berusia tua dan sudah tidak produktif.
Ketiga BUMN ini pun sepakat bahwa PTPN III bakal mendorong peremajaan tanaman kelapa sawit plasma. Dengan begitu, pasokan bahan baku bagi pengembangan bahan bakar nabati ini bisa terjamin. (Baca: Kilang Plaju Akan Digunakan untuk Mengolah Minyak Sawit)
Bagi RNI, sinergi ini menjadi bagian dari upaya mereka untuk melakukan hilirisasi produk CPO. Kolaborasi ini diharapkan bisa meningkatkan nilai tambah produk. Dengan harapan, langkah ini bisa mendukung keberlanjutan dan meningkatkan produktivitas atas produk turunan kelapa sawit, baik di lingkup RNI Group maupun secara nasional.
Sementara Pertamina berkomitmen menggalakkan program pengembangan EBT. EBT yang dimaksud bukan saja yang berbahan dasar tumbuhan seperti CPO, tetapi juga beberapa energi alternatif lain. Energi alternatif itu seperti batubara kalori rendah, geothermal, tenaga surya, dan lainnya.
Adapun penandatanganan kerja sama ini dilakukan di Pekanbaru, Riau, pada hari ini (19/3). Direksi yang hadir dalam penandatanganan ini adalah Nicke Widyawati, Dirut RNI Didik Prasetyo, dan Dirut PTPN III Dolly P Pulungan. Acara tersebut disaksikan pula oleh Rini M Soemarno.
(Baca: Pertamina Kerja Sama Strategis dengan Inalum, Angkasa Pura, dan Garuda)