Antisipasi Krisis Energi, Jepang Kembali Nyalakan Pembangkit Nuklir

ANTARA FOTO/REUTERS/Pascal Rossignol/WSJ/sad.
Ilustrasi pembangkit listrik tenaga nuklir.
Penulis: Happy Fajrian
25/8/2022, 13.43 WIB

Opini publik juga telah bergeser, karena harga bahan bakar telah meningkat dan awal musim panas yang panas mendorong seruan untuk penghematan energi. “Ini adalah langkah pertama menuju normalisasi kebijakan energi Jepang,“ kata Jun Arima, profesor kebijakan publik Universitas Tokyo, seperti dikutip Reuters pada Kamis (25/8).

Dia menambahkan bahwa Jepang membutuhkan tenaga nuklir karena jaringannya tidak terhubung dengan negara tetangga, dan tidak mampu meningkatkan produksi bahan bakar fosil dalam negeri.

Bulan lalu pemerintah mengatakan pihaknya berharap untuk memulai kembali lebih banyak reaktor nuklir tepat waktu untuk mencegah krisis listrik selama musim dingin.

Pada akhir Juli, Jepang memiliki tujuh reaktor yang beroperasi, dengan tiga lainnya offline karena pemeliharaan. Banyak lainnya masih menjalani proses perizinan di bawah standar keamanan yang lebih ketat yang diberlakukan setelah bencana Fukushima.

Kishida juga mengatakan pemerintah akan mempertimbangkan untuk memperpanjang umur reaktor yang ada. Media lokal sebelumnya melaporkan ini bisa dilakukan dengan tidak memasukkan waktu reaktor tetap offline - tahun dalam beberapa kasus - saat menghitung waktu operasinya.

Berdasarkan peraturan saat ini, Jepang menonaktifkan pembangkit nuklir setelah periode yang telah ditentukan, yang dalam banyak kasus adalah 60 tahun.

Halaman: