PSBB Hari Ketiga di Jakarta, Kepolisian Masih Temukan Kerumunan Orang

ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/hp.
Ilustrasi, petugas kepolisian menghalau pengendara motor yang akan masuk ke Jakarta karena tidak mengenakan masker saat penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di perbatasan Tangerang Selatan dengan DKI Jakarta, Sabtu (11/4/2020).
12/4/2020, 16.38 WIB

(Baca: Susul Jakarta dan Jabar, Pemprov Banten Ajukan Status PSBB Hari Ini)

Namun, Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra menilai, kebijakan ini tak efektif menekan penyebaran pandemi corona. Alasannya, masih ada celah hukum yakni dari sisi sanksi. Alhasil, PSBB dinilai tak memberi efek jera bagi masyaralat yang tidak patuh.

Pemerinta perlu menyiapkan sanksi bagi mereka yang melanggar kebijakan tersebut. "Titik lemahnya memang aspek (sanksi) itu,” kata Yusril saat video conference.

(Baca: KSP: Presiden Buka Banyak Opsi Pencegahan Covid-19, termasuk Lockdown)

Karena itu, menurutnya pemerintah perlu mengkaji lagi penerapan PSBB selama dua sampai tiga minggu ke depan."Kalau PSBB tidak berhasil, tak ada pilihan harus menerapkan karantina wilayah (lockdown),” kata dia.

Walaupun menurutnya, Indonesia belum siap menerapkan lockdown. “Sangat berat, terutama bagi pemerintah pusat. Karena semuanya akan dibebankan pembiayaan anggarannya ke pemerintah pusat," ujar Yusril.

Selain itu, karantina wilayah akan memunculkan konsekuensi ekonomi politik dan pembiayaan yang harus ditanggung pemerintah. “Jadi kalau kita melaksanakan karantina wilayah secara nasional, itu tidak mungkin," kata dia.

(Baca: Hari Kedua PSBB di Jakarta, Kepolisian Sebut Masyarakat Lebih Patuh)

Halaman: