Dwi masih enggan mengatakan besaran bagi hasil yang diajukan dalam skema sliding scale. “Dengan harga minyak masih rendah, diharapkan ada sliding di dalam kontrak. Itu yang nanti hitung-hitungan besaran slidingnya berapa,” kata dia.

Pemerintah sebenarnya sudah memiliki konsep pengembangan Blok East Natuna. Blok ini nantinya akan memproduksi minyak dan gas bumi secara bertahap. Produksi minyak didahulukan karena untuk memproduksi gas memiliki tantangan tersendiri. Apalagi gas di blok ini memiliki kandungan karbon dioksida (CO2) yang mencapai 72 persen.

(Baca: Pengembangan Blok East Natuna Hadapi Tiga Tantangan)

Namun, ExxonMobil dan PTT EP Thailand selaku anggota konsorsium, perlu meminta izin dari kantor pusat sebelum menyetujuinya. Alhasil, pemerintah masih menunggu sikap konsorsium kontraktor mengenai kajian pengembangan Blok East Natuna.

Menurut Direktur Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) I.G.N. Wiratmaja Puja, konsorsium diberi waktu sampai pertengahan November ini untuk menentukan sikapnya.

Halaman: