Komisi VI DPR mempertanyakan komitmen e-commerce mendukung Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah atau UMKM lokal. Tokopedia dan Shopee pun menjabarkan langkah untuk mendorong daya saing pengusaha lokal.
CEO Tokopedia William Tanuwijaya mengatakan, sebagai perusahaan e-commerce, Tokopedia tidak bisa memaksa konsumen untuk sepenuhnya membeli produk lokal. "Kami tidak bisa memaksa seperti itu," katanya dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Komisi VI DPR, Rabu (15/9).
“Yang kami bisa lakukan yakni mendorong produk lokal agar berkualitas global,” kata dia. Oleh karena itu, Tokopedia menggencarkan pelatihan. "UMKM harus naik kelas jadi brand.”
Selain itu, Tokopedia menggencarkan proteksi. “Yang bisa berjualan hanya penjual nasional," kata dia.
Saat ini, Tokopedia menggaet lebih dari 10 juta mitra penjual. Hampir seluruhnya merupakan UMKM.
E-commerce bernuansa hijau itu juga gencar menggelar inisiatif Hyperlocal sejak pertengahan tahun lalu. Melalui inisiatif itu, unicorn mengadakan kampanye Kumpulan Toko Pilihan (KTP), Waktu Indonesia Belanja (WIB) Lokal setiap tanggal 25 hingga akhir bulan.
Executive Director Shopee Indonesia Christin Djuarto juga mengatakan, perusahaan gencar memberikan pelatihan kepada brand lokal agar bisa menyasar pasar global. Baru-baru ini, e-commerce asal Singapura itu membantu merek busana lokal Erigo Store untuk ikut dalam program New York Fashion Week di Amerika Serikat (AS).
"Ini trennya bagus. Ada penjual di Shopee yang akhirnya menunjukkan bahwa kualitasnya bisa sampai ke New York Fashion Week," kata Christin.
Shopee juga membuat proteksi bagi UMKM lokal. Salah satunya, menutup akses masuk 13 jenis barang impor.
Produk itu di antaranya hijab, atasan muslim perempuan, bawahan muslim perempuan, atasan muslim pria, bawahan muslim pria, outwear muslim, mukena, pakaian muslim, pakaian muslim anak, aksesoris muslim, alat-alat solat, batik, dan kebaya.
Penutupan akses itu meliputi seluruh negara termasuk penjual dari Cina dan Korea Selatan.
Shopee juga membuat kanal Kreasi Kreasi Nusantara dari Lokal untuk Global. Hingga saat ini, Shopee telah mengekspor 1,5 juta produk dari 180 ribu UMKM Tanah Air.
E-commerce asal Singapura itu sudah menjangkau enam negara tujuan ekspor, yakni Thailand, Vietnam, Malaysia, Singapura, Filipina, dan yang terbaru pasar Brasil.
Layanan Shopee juga dikabarkan tersedia di India dan segera hadir di Polandia, Eropa. Selain itu, mengincar pasar Argentina, Chili, dan Kolombia.
Upaya Tokopedia dan Shopee tersebut bertujuan mendorong daya saing produk lokal dibandingkan barang impor.
Pada 2019, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) pernah menyatakan bahwa 90% produk yang dijual di e-commerce merupakan impor. Namun, Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) membantah hal itu dan menyebutkan bahwa impor barang per paket yang penjualnya berasal dari luar negeri hanya 0,42%.
Berdasarkan laporan JP Morgan berjudul ‘E-Commerce Payments Trend: Indonesia’ pada 2019 pun menunjukkan, hanya 7% konsumen yang membeli produk impor di e-commerce. Namun, penjualan lintasbatas berkontribusi 20%.
Barang impor yang dibeli melalui e-commerce paling banyak dari Cina, kemudian Singapura dan Jepang. Sayangnya, JP Morgan tidak memerinci nilainya.