Harga kripto Terra Luna turun hampir 100% pada perdagangan pekan lalu. Sejumlah negara seperti Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan pun memperbaharui aturan.
Dikutip dari Coinmarketcap, koin dengan kode perdagangan LUNA tersebut turun 99,98% dalam sehari menjadi Rp 0,5 pada perdagangan Jumat (13/5). Per hari ini (18/5), harganya Rp 2,6.
Kapitalisasi pasar uang kripto itu juga anjlok menjadi US$ 259,02 juta atau sekitar Rp 3,8 triliun. Padahal, kapitalisasi pasarnya pernah mencapai US$ 27 miliar dengan harga US$ 75 per LUNA.
Nilai tersebut sempat menjadikan Terra LUNA sebagai aset kripto terbesar ke-9 di dunia. Kini, kripto ini memimpin penurunan harga crypto, sebagaimana terlihat pada Databoks di bawah ini:
Pendiri Pershing Square Capital Bill Ackman mengatakan, protokol yang dijalankan oleh Terra Luna sama dengan dengan skema ponzi. "Kedengarannya seperti versi kripto dari skema piramida," katanya dikutip dari Coindesk, Selasa (17/5).
Ia mengatakan, investor dijanjikan pengembalian 20% melalui skema tersebut. Namun, peningkatan nilainya hanya didorong oleh permintaan dari investor baru di token. "Skema seperti LUNA mengancam seluruh ekosistem kripto," kata Ackman.
Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen mengatakan, kejatuhan harga Terra Luna yang spektakuler menunjukkan ‘bahaya’ koin digital. Departemen Keuangan Amerika juga tengah mengkaji masalah.
AS pun berpotensi membuat peraturan baru akibat dari kejatuhan harga Terra Luna. "Saya tidak akan menggolongkannya (penurunan harga) pada skala ini sebagai ancaman nyata terhadap stabilitas keuangan," kata Yellen kepada anggota parlemen di Komite Jasa Keuangan parlemen, dikutip dari Bloomberg, Jumat (13/5).
"Tetapi mereka (kripto) tumbuh sangat cepat dan mereka menghadirkan jenis risiko yang sama yang telah kita ketahui selama berabad-abad sehubungan dengan bank run," tambah dia.
Bank run atau rush money terjadi ketika sejumlah besar nasabah bank atau lembaga keuangan lainnya menarik simpanan secara simultan karena kekhawatiran solvabilitas bank. Semakin banyak orang menarik uang, kemungkinan bank gagal bayar meningkat.
Pada akhirnya, akan mendorong lebih banyak orang untuk menarik deposit di bank. Dalam kasus ekstrem, cadangan bank mungkin tidak cukup untuk menutup semua permintaan penarikan uang.
Selain AS, regulator Korea Selatan akan mempercepat pembicaraan regulasi mata uang kripto (cryptocurrency) setelah runtuhnya LUNA. "Perkembangan ini akan mendorong pembentukan Undang-Undang Dasar Aset Digital lebih cepat,” demikian dikutip dari Tech In Asia, Senin (16/5).
Aturan itu akan mencakup ketentuan tentang pajak 20% atas aset digital dan asuransi untuk pengguna.
Departemen Keuangan Inggris pun berencana mengumumkan aturan mengenai stablecoin akibat dari kejadian runtuhnya Terra Luna.
“Undang-Undang untuk mengatur stablecoin yang digunakan sebagai alat pembayaran akan menjadi bagian dari rancangan aturan layanan keuangan dan pasar. Aturan ini akan diumumkan dalam Pidato Ratu," ujar Menteri Keuangan Inggris John Glen dikutip dari Business Today, Senin (16/5).
Sedangkan, Parlemen Singapura telah mengesahkan rancangan Undang-Undang yang akan mengatur agar perusahaan kripto harus terdaftar di dalam negeri. Perusahaan juga harus melakukan lisensi, terutama terkait anti pencucian uang.
Aturan itu bertujuan mencegah kejadian seperti Terra Luna. Sebab, pengembang Terra Luna yakni Terraform Labs terdaftar di Singapura, namun tidak memiliki kantor permanen.
Alamat di Singapura yang diberikannya hanyalah agen pendaftaran. Kantornya merupakan ruang kerja bersama yang disewa.
Satu-satunya aset yang dimiliki oleh perusahaan adalah dari Luna Foundation Guard. Organisasi nirlaba ini terdaftar di Singapura dan diawasi oleh pendiri Terra Luna Do Kwon.