Digadang Gantikan BBM dengan Air, Apakah Nikuba Diuji Ilmiah?

Instagram @nikubahidrogen
Alat Nikuba temuan Aryanto Misel yang terpasang pada motor TNI dari Kodam III Siliwangi.
26/5/2022, 06.00 WIB

Alat nikuba temuan warga Lemahabang Wetan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, menjadi sorotan. Alat ini disebut dapat mengonversi air menjadi bahan bakar untuk kendaraan bermotor yang sepenuhnya menggantikan BBM.

Sang penemu, Aryanto Misel, mengatakan bahwa alat ini sudah dipasang dan diujicobakan pada 10 unit motor trail Aviar 200 CC milik TNI dari Kodam III Siliwangi. Dalam sejumlah uji coba, Aryanto mengatakan 1 liter air yang sudah dikonversi menjadi hidrogen mampu menempuh perjalanan dari Cirebon ke Semarang, pulang-pergi.

"Air 1 liter, kurang lebih bisa 450 kilometer (km). Kodam III Siliwangi juga melakukan test drive dari Bandung ke Garut, pulang-pergi," ujarnya kepada Katadata.co.id, Rabu (25/5).

Tentu saja jika itu benar maka alat nikuba akan menjadi terobosan besar yang dapat menyelesaikan berbagai permasalahan di Indonesia dengan menurunkan konsumsi BBM secara signifikan. Dengan demikian menyelesaikan masalah besarnya impor BBM, defisit neraca migas, hingga menurunkan subsidi energi.

Meski demikian, hingga kini alat nikuba belum juga diuji secara ilmiah. Aryanto mengatakan bahwa Universitas Pertahanan (Unhan) telah mendatangi rumahnya di Lemahabang Wetan untuk melihat alat ciptaannya itu.

Unhan disebut ingin melakukan uji ilmiah untuk membuktikan klaim bahwa alat nikuba mampu menggantikan peran BBM dengan mengonversi air menjadi hidrogen sebagai bahan bakar kendaraan.

“Pihak Unhan datang ke rumah, cuma saya belum memberi keputusan. Alatnya belum dibawa, baru pembicaraan saja,” kata Aryanto.

Sementara itu, Chief Executive Officer (CEO), Nikuba Hidrogen Nusantara, Narliswandi Piliang alias Iwan Piliang, menegaskan pihaknya tidak pernah mengajukan uji ilmiah kepada lembaga manapun soal alat Nikuba. Iwan melanjutkan, daripada mengajukan uji imliah, mereka lebih memilih untuk mengajukan hak paten.

"Kami tak butuh uji ilmiah dari pihak lain karena sudah selesai selama 5 tahun sebelumnya di internal kami. Kalau patennya nanti keluar, uji ilmiah apalagi yang mau dibedah? Tapi kalau pihak lain mau uji ilmiah, silakan saja," ujarnya kepada Katadata.co.id beberapa waktu lalu, Kamis (19/5).

Nikuba sedang menjalani proses daftar paten yang menyangkut hal teknologi. "Dibawa ke badan paten dunia, proses paling cepat itu setahun. Yang namaya temuan pasti akan ditiru orang. Tapi kita sudah sangat pede untuk masuk ke pasar," ujarnya.

Iwan menambahkan, alasan untuk tidak melakukan uji ilmiah lantaran alat ini sudah berhasil diaplikasikan dan diujicoba oleh Kodam III Siliwangi. "Kami pede (percaya diri) produk ini welldone sebagai penemuan," ujarnya.

Lalu bagaimana cara kerja alat ini? Aryanto menjelaskan, cara kerja Nikuba terbilang cukup mudah. Di dalam alat berbentuk kotak seukuran bola voli tersebut, ada semacam katalis yang berfungsi memisahkan antara Hidrogen (H2) dan Oksigen (O2) yang terkandung di dalam air (H2O) melalui proses elektrolisis.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu