Pertamina: Panas Bumi Kunci untuk Bangun Ekosistem Kendaraan Listrik

ANTARA FOTO/Anis Efizudin/tom.
Alat berat digunakan pada pembangunan sumur produksi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) PT Geo Dipa Energi di kawasan dataran tinggi Dieng Desa Kepakisan, Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah, Selasa (6/9/2022).
9/11/2022, 10.15 WIB

Sebelumnya diberitakan, Pertamina tengah menjajaki pembentukan konsorsium dengan beberapa perusahaan asing untuk pengembangan hidrogen hijau dan amonia hijau yang diperoleh dari sumber wilayah kerja panas bumi (WKP) di daerah Sumatera.

Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis Pertamina Power Indonesia (PPI), Fadli Rahman, mengatakan perseroan tengah menjajaki kerja sama dengan perusahaan migas asal Amerika Serikat, Chevron dan perusahaan energi asal Singapura, Keppel Corporation.

"Pertamina sudah mulai diskusi dari akhir tahun lalu, jadi tahun ini sudah mulai kami kongkritkan untuk studi-studinya," kata Fadli saat ditemui di Kantor Kementerian BUMN pada Selasa (8/11).

Selain itu, Pertamina juga telah menyepakati studi bersama atau joint study pengembangan hidrogen hijau dan hidrogen biru bersama Krakatau Steel dan IGNIS Energy Holdings.

Keseriusan Pertamina pada pengembangan hydrogen dan amonia kembali dipertegas melalui penandatanganan studi bersama dengan IGNIS Energy Holdings dan Sembcorp Energy Indonesia untuk produksi hidrogen.

Lebih dari itu, sebelumnya Pertamina telah menyepakati kesepakatan studi bersama untuk pengembangan hidrogen hijau dan amonia hijau dengan Tokyo Electric Power Company (TEPCO). Mitsubishi Corporation, juga disebut telah menjalin kerja sama dengan Pertamia soal pengembangan hidrogen dan amonia.

"Total ada kerja sama dengan lima perusahaan, dekat-dekat ini akan masuk ke tahap studi kelayakan dengan Chevron dan Keppel," ujar Fadli.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu