Anak usaha perusahaan migas asal Jepang, Inpex Corporation, yakni Inpex Geothermal Ltd resmi bergabung di dalam proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung.
Bergabungnya Inpex di PLTP Rajabasa ditandai dengan akuisisi 31,45% saham milik PT Supreme Energy Rajabasa yang dipegang oleh perusahaan utilitas asal Prancis, Engie.
"Inpex mengumumkan telah bergabung dengan Proyek Panas Bumi Rajabasa di Indonesia melalui Inpex Geothermal Ltd," tulis Inpex dalam siaran pers yang dikutip pada Senin (9/1).
Proyek PLTP Rajabasa sejauh ini masih berada pada tahap eksplorasi. Sebagai pihak pengembang bisnis PLTP Rajabasa, Engie bersama Sumitomo Corporation dan PT Supreme Energy telah melakukan survei permukaan dan geofisika yang menghasilkan laporan adanya indikasi potensi sumber daya panas bumi di Gunung Rajabasa.
"Hal ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap ekspansi lebih lanjut dari bisnis panas bumi Inpex di Indonesia," ujar Inpex.
Dalam pengembangan proyek PLTP Rajabasa, Inpex bakal mengaplikasikan praktik teknologi yang dilakukan perusahaan pada pengembangan eksplorasi dan eksploitasi di sektor minyak dan gas bumi (migas).
"Inpex akan mempercepat inisiatifnya untuk bisnis pembangkit listrik tenaga panas bumi dengan memanfaatkan teknologi yang diusahakan oleh perusahaan melalui pengembangan minyak dan gas bumi," kata Inpex.
Sebelumnya, Inpex juga telah bergabung di dalam proyek PLTP Rantau Dedap, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan melalui akuisisi saham 27,4% milik Engie.
Sebelum masuknya Inpex, proyek PLTP ini dikerjakan secara bersama melalui skema usaha patungan atau Joint Venture (JV) antara Engie, Marubeni Corporation, Tohoku Electric Power Co., Inc. dan perusahaan swasta Indonesia PT. Supreme Energy.
"Inpex berusaha untuk meningkatkan dan menekankan inisiatif energi terbarukan, yang merupakan salah satu dari 5 bisnis nol bersih yang digariskan dalam 'Visi Inpex 2022'," tulis manajemen Inpex dalam siaran pers yang dikutip pada Senin (31/10/2022).
Chief Executive Officer PT. Supreme Energy, Nisriyanto, mengatakan bergabungnya Inpex menguatkan sinergi dalam pengoperasian PLTP Rantau Dedap. Dia pun yakin, masuknya Inpex kan sangat membantu Supreme Energy meningkatkan kapasitas pembangkitan.
"Inpex memiliki saham sebesar 27,4% di PT Supreme Energy Rantau Dedap (SERD), dengan latar belakang Inpex di industri migas di Indonesia selama ini, tentunya kami menyambut gembira atas partisipasi Inpex ini," kata Nisriyanto lewat pesan singkat WhatsApp pada Senin (31/10/2022).
Sebagai Informasi, PLTP Rantau Dedap saat ini beroperasi secara komersial berkapasitas 98,4 mega watt (MW) dan menghasilkan volume listrik yang setara dengan apa yang dikonsumsi setiap tahunnya oleh sekitar 450.000 rumah tangga di Sumatera.
Listrik yang dihasilkan oleh pembangkit yang menggunakan sumber panas bumi ini rencananya akan dipasarkan ke pembangkit listrik PLN selama periode 30 tahun sejak dimulainya operasi komersial di Desember 2021. PLTP Rantau Dedap memiliki 6 sumur eksplorasi berupa RD-B1, RD-B2, RD-C1, RD-I1, RD-I2, RD-C2.