IHSG Diprediksi Turun, Saham Bank Mandiri dan Adaro Jadi Rekomendasi

ANTARA FOTO/PUSPA PERWITASARI
Seorang pengunjung memotret layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (28/6/2019).
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Yuliawati
17/7/2019, 09.28 WIB

(Baca: Dibuka Menguat 0,63%, Rupiah Paling Perkasa di Asia)

Beralih dari perang dagang, pidato Gubernur Bank Sentral AS Powell di Paris, Prancis di mana mereka terus memonitor perkembangan dengan hati-hati terkait dengan risiko penurunan pertumbuhan di Amerika. Sehingga mereka akan bertindak sesuai dengan yang diperlukan untuk mempertahankan fase ekspansi.

Hal ini menjadi cerminan, adanya potensi pemangkasan tingkat suku bunga. "Pernyataan sedikit saja, dapat membuat pergerakan pasar mengalami kenaikkan atau penurunan," katanya.

Dari dalam negeri, sentimen datang dari realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) semester pertama 2019. Dalam penyampaian ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), realisasi tidak sesuai dengan target yang telah ditetapkan di awal tahun. Menurut Nico hal itu menyebabkan melambatnya ekonomi global karena kondisi perang dagang dan harga komoditas yang cenderung turun.

(Baca: Pemeringkat Asing, Standard & Poor's Incar 15% Saham Pefindo)

Lebih lanjut, defisit APBN diproyeksikan sebesar 1,93% dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau mencapai Rp 310,8 triliun. Sementara dalam Undang-Undang APBN 2019 defisit ditargetkan 1,84% dari PDB atau mencapai Rp 296 triliun. "Kondisi tersebut tentunya berpotensi pemerintah untuk menambah utangnya," kata Nico.

Dia memberikan beberapa rekomendasi saham untuk dapat diperhatikan investor jangka pendek. Seperti BRPT, SMGR, ICBP, BBCA, BMRI, PGAS, ANTM, SRIL, PTPP, maupun MAPI. Sementara, Nafan Aji memberikan rekomendasi saham untuk dapat diperhatikan investor seperti ADRO, AKRA, CPIN, HRUM, INKP, MEDC, dan SMSM.

Halaman: