Ekonomi Belum Normal, Analis Nilai IHSG Sulit Capai Level 6.000

ANTARA FOTO/Galih Pradipta/pd.
Ilustrasi, pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Indeks harga saham gabungan (IHSG) dinilai sulit mencapai level 6.000
16/7/2020, 13.04 WIB

“Dari total emiten di bursa, tidak semua bergerak. Kebanyakan yang aktif adalah saham-saham yang masuk dalam LQ45," kata Reza.

Meski demikian, sudah terlihat adanya peningkatan dalam pergerakan IHSG selama beberapa pekan terakhir. Ia memprediksi Juni dan Juli 2020 merupakan periode indeks pulih, karena kinerja emiten mulai terlihat.

(Baca: Dua Emiten Grup Sinarmas Pimpin Kenaikan Harga Saham LQ-45 hingga 40%)

Reza memandang, pemulihan secara penuh akan dicapai pada kuartal III 2020, terlihat mulai bergeliatnya beberapa kegiatan usaha. Ia berharap dengan kembali bergeraknya roda perekonomian, akan meningkatkan persepsi pelaku pasar.

Meski ada perbaikan aktivitas ekonomi pada kuartal III 2020, IHSG dinilai masih sulit bergerak ke level 6.000. Ia memperkirakan level IHSG tahun ini hanya berkisar di level 5.200-5.250.

“Jika IHSG mampu mencapai 5.200-5.250 sampai akhir tahun, itu menurut saya sudah bagus," ujarnya.

Head of Wealth Management & Premier Banking Bank Commonwealth Ivan Jaya berpendapat, butuh waktu 11-18 bulan agar IHSG mampu bergerak ke level sebelum pandemi corona.

Hal ini tergambar dari pergerakan secara historis, terutama saat krisis 2008 silam, di mana IHSG saat itu turun drastis ke level 1.000 terimbas krisis subprime mortgage AS. Saat itu, butuh waktu 17 bulan baru indeks bisa kembali naik ke level normal sebelum krisis dan kemudian berlanjut ke 3.700.

"Secara historis, dari level terendah sampai normal, IHSG membutuhkan waktu 11-18 bulan," kata Ivan, dalam acara diskusi BizInsight Online Bank Commonwealth, Selasa (14/7).

(Baca: Dipengaruhi Rapat Dewan Gubernur BI, IHSG Diprediksi Bergerak Variatif)

Halaman:
Reporter: Muchammad Egi Fadliansyah