Dipicu Kasus Covid-19 dan Harga Komoditas, IHSG Dibuka Turun 0,9%

ANTARA FOTO/Reno Esnir/rwa.
Karyawan memotret layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (29/1/2021).
Penulis: Ihya Ulum Aldin
20/8/2021, 10.23 WIB

"Ketegangan virus delta memicu keraguan tentang vaksinasi yang sebelumnya menjadi senjata utama dukungan pembukaan kembali ekonomi global," kata Lanjar dalam risetnya pagi ini.

Selain terkait Covid-19, Lanjar menilai sentimen yang membuat bursa di Asia cenderung tertekan adalah pelemahan komoditas, penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat terhadap mata uang lokal, dan prospek pengurangan stimulus The Fed akan membebani prospek ekonomi ke depan.

Sementara, sentimen dari dalam negeri, investor mencermati potensi capital outflow yang mengancam akibat dari prospek pengurangan stimulus The Fed. "Sehingga secara sentimen IHSG berpotensi bertahan cenderung melemah di akhir pekan," kata Lanjar.

Berdasarkan data RTI Infokom, volume saham yang diperdagangkan sebanyak 1,38 miliar unit dengan frekuensi 79.065 kali hingga pukul 09.05 WIB. Nilai transaksi pada pembukaan perdagangan mencapai Rp 613,52 miliar.

Tercatat hanya ada 119 saham yang bergerak di zona hijau, sementara 216 saham bergerak turun dan 155 saham lainnya stagnan. Saham sektor teknologi, memimpin pelemahan karena turun 2,34% hingga berita ini ditulis.

Penurunan tersebut disebabkan saham berkapitalisasi besar di sektor ini, PT DCI Indonesia Tbk (DCII) kembali turun 7% menjadi Rp 38.225 per saham. Penurunan ini sudah terjadi selama enam hari perdagangan setelah dibukanya suspensi terhadap saham milik Otto Toto Sugiri dan Anthoni Salim ini.

Saham dengan nilai kapitalisasi pasar besar di sektor teknologi yang juga mengalami penurunan adalah PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) sebesar 2,23% menjadi Rp 875 per saham. Harga saham unicorn pertama di Bursa ini cenderung bergerak fluktuatif, dimana pada perdagangan sebelumnya ditutup naik 7,83% ke Rp 895 per saham.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin