IHSG Kembali Dibuka Menguat, Sektor Tambang Menjadi Penopang

ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Pengunjung mengamati pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (28/10/2019). Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan awal pekan dibuka menguat 4,45 poin atau 0,07 persen ke posisi 6.256,79.
Penulis: Ihya Ulum Aldin
18/11/2020, 10.40 WIB

Menurut Dennies, investor pasar saham bisa melakukan pemantauan kepada beberapa saham yang direkomendasikannya untuk hari ini. Di antaranya PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), dan PT Timah Tbk (TINS).

Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus juga melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak bervariatif dengan potensi menguat terbatas. Berdasarkan analisa teknikal, indeks bisa diperdagangkan pada level 5.458 hingga 5.564.

Namun, ia mengingatkan pelaku pasar untuk tetap hati-hati, karena ruang untuk penguatan mulai sangat terbatas. "Koreksi mungkin menjadi sebuah pilihan untuk menopang penguatan lebih lanjut atau dibutuhkan sentimen yang memberikan alasan bagi IHSG untuk berada di atas," kata Nico.

Beberapa rekomendasi saham dari Nico yang bisa dipantau oleh investor pasar saham hari ini di antaranya PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP), PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), maupun PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).

Meski begitu, menurut tim riset Samuel Sekuritas Indonesia, IHSG hari ini rawan terkoreksi mengikuti pergerakan bursa global, terutama bursa Wall Street di Amerika Serikat. Dow Jones ditutup turun 0,56%, S&P 500 turun 0,48%, dan Nasdaq turun 0,21%.

"Saham-saham di Amerika Serikat tertekan setelah adanya aksi profit taking setelah dua hari perdagangan sebelumnya terus menguat dan telah mendekati level tertingginya," kata tim riset Samuel Sekuritas berdasarkan risetnya, Rabu (18/11).

Sentimen negatif yang membayangi bursa Amerika Serikat semalam adalah semakin tingginya kasus Covid-19. Sentimen negatif lain datang dari data penjualan ritel Oktober 2020 yang tumbuh sebesar 0,3%. Hal itu lebih rendah dari konsensus yang memperkirakan penjualan ritel tumbuh 0,5%.

"Selain itu Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan bantuan stimulus dari pemerintah semakin mendesak saat ini," kata tim riset tersebut.

Halaman: