Di sisi lain, kawasan Eropa juga masih menanti kepastian keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit). "Keputusan Brexit apa akan exit, referendum ulang, soft Brexit, hard Brexit? (Akibatnya) volatilitas akan meningkat," ujarnya.

(Baca juga: Babak Baru Perang Dagang AS vs Tiongkok, Siapa Buntung?)

Ia menyakini pemerintah Indonesia akan merespons dengan kebijakan yang terukur meski dalam keadaan penuh guncangan. Namun, ia menekankan perlunya reformasi struktural yang berkesinambungan untuk meningkatkan daya tahan perekonomian.

Setelah semester 1 terlewati, ia memperkirakan kondisi ekonomi akan mulai tenang. Namun, pemerintah tetap perlu memerhatikan pengaruh pelemahan rupiah terhadap ekonomi. Menurut dia, industri berorientasi lokal dengan impor yang tinggi berpotensi menekan perekonomian.

Ia memperkirakan BI akan menaikkan kembali suku bunga acuan sebanyak 2-3 kali lagi guna menguatkan arus masuk dana asing dan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Namun, kenaikan bunga acuan ini akan mendekati akhir kenaikannya.

Halaman: