Kedua, masalah pembiayaan dan kualitas produk ekspor asal Indonesia. Swajaya mengatakan, pengusaha Singapura masih kerap mempertanyakan konsistensi eksportir Indonesia, terutama dari sisi kemasan dan kualitas produk. "Belum lagi waktu pengiriman kita yang dianggap masih lemah," katanya.

Masalah ketiga adalah pasokan listrik yang dianggap belum mumpuni untuk mendukung operasional usahanya di Indonesia. Keempat, persoalan pariwisata. Menurut Swajaya, banyak turis asal Singapura yang mempermasalahkan keamanan tempat wisata di Indonesia, seperti banyaknya aksi pencopetan.

"Lalu mereka (turis Singapura) masih mengeluhkan koneksi internet (yang lambat) dan makanan yang higienis," katanya. (Baca: Dua Kekhawatiran Pengusaha Eropa Berinvestasi di Indonesia)

Pada kesempatan yang sama, Deputi Bidang Pengendalian Penanaman Modal BKPM Azhar Lubis mengamini pernyataan Swajaya. Ia mengaku sering menerima keluhan soal lahan dan lamanya perizinan.

Selain itu, Azhar menyoroti kemampuan daerah dalam menarik investor luar negeri, seperti Singapura. Penyebabnya, pemerintah daerah kerap memberikan data potensi ekonomi yang kurang mendalam sehingga membuat investor kurang tertarik. "Biasanya terjadi pada daerah yang jarang dijadikan tujuan investasi."

Halaman: