Pemerintah kembali menambah utang dari hasil lelang surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk negara yang digelar Selasa (24/8) lalu. Jumlah utang yang berhasil ditarik mencapai Rp 9 triliun dari total penawaran yang masuk Rp 52,4 triliun.
Jenis sukuk yang dilepas pemerintah terdiri atas lima seri project based sukuk (PBS) serta satu seri surat perbendaharaan negara syariah (SPSN). Seri PBS029 paling banyak diminati, dengan jumlah penawaran masuk mencapai Rp 14,171 triliun. Sedangkan jumlah yang dimenangkan Rp 3,75 triliun.
Kemudian, penawaran seri PBS031 sebesar Rp 13,994 triliun dengan jumlah yang dimenangkan Rp 2,45 triliun. Seri PBS032 nominal penawaran Rp 7,556 triliun dengan jumlah yang dimenangkan 2,15 triliun, seri PBS028 nominal penawaran Rp 5,910 triliun dan jumlah yang dimenangkan Rp 500 miliar. Seri PBS030 mencatat penawaran Rp 3,482 triliun dan jumlah yang dimenangkan Rp 150 miliar. Serta seri SPSN12022022 nominal penawaran Rp 7,355 triliun.
Tingkat yield atau imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan antara lain, PBS031 dengan yield 4,34%, PBS032 yield 5,09%, PBS030 yield 5,83%, PBS029 yield 6,46% dan PBS028 yield 7,13%.
Kementerian Keuangan melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJJPR) akan menerbitkan hasil lelang sukuk atau setelmen pada hari ini (26/8). Sementara tanggal pembayaran imbalan untuk tiga seri PBS yakni PBS031, PBS032 dan PBS030 akan dibayarkan setiap 15 Januari dan 15 Juli, seri PBS029 dibayarkan pada 15 Maret dan 15 September dan seri PBS028 dibayar setiap 15 April dan 15 Oktober.
Berikut rincian karakteristik enam jenis sukuk yang diterbitkan.
1. SPNS 12022022, tanggal jatuh tempo 12 Februari 2022 dengan kupon diskonto
2. PBS031, tanggal jatuh tempo 15 Juli 2024 dengan kupon 4%
3. PBS032, tanggal jatuh tempo 15 Juli 2026 dengan kupon 4,875%
4. PBS030, tanggal jatuh tempo 15 Juli 2028 dengan kupon 5,875%
5. PBS029, tanggal jatuh tempo 15 Maret 2034 dengan kupon 6,375%
6. PBS028, tanggal jatuh tempo 15 Oktober 2046 dengan kupon 7,75%
Selain melalui skema lelang, pada hari yang sama pemerintah juga berhasil menarik utang Rp 4,5 triliun melalui private placement. Obligasi yang dilepas berupa surat utang negara (SUN) jenis fixed rate (FR) seri FR0082 dengan sifat tradable atau dapat diperdagangakan. Obligasi ini diterbitkan dengan kupon 7% dan yield 6,05%, dengan tanggal jatuh tempo 15 September 2030.
Pada 10 Agustus lalu Pemerintah juga telah menerbitkan sukuk dengan nominal dimenangkan Rp 11 triliun. Investor masih menaruh perhatian besar pada obligasi pemerintah ini, di mana jumlah penawaran masuk mencapai hampir lima kali total dimenangkan yakni Rp 51,6 triliun.
Seri sukuk yang diterbitkan mayoritas sama dengan yang dilepas selasa lalu, yakni SPSN12022022 dan empat seri PBS berupa PBS028, PBS029, PBS031 dan PBS032. Sementara satu PBS lainnya yaitu PBS004.
Kementerian Keuangan belum lama ini menyepakati SKB jilid III dengan Bank Indonesia. Skema kerjasama ini memungkinkan bank sentral hingga tahun depan memborong obligasi pemerintah dalam jumlah jumbo melalui private placement.
Dalam ketentuan SKB III, bank sentral akan membeli SBN pemerintah senilai Rp 215 triliun untuk mendukung APBN 2021, dan Rp 224 triliun untuk APBN 2022. Selain itu, akan dilakukan juga burden sharing atau berbagi beban, di mana pemerintah dibebaskan dari pembayaran bunga utang. Sementara sebagian lainnya akan tetap dikenakan bunga, namun dengan tingkat suku bunga lebih rendah 1% yakni reverse repo BI tenor 3 bulan.