Kondisi Ekonomi Membaik, BPS Catat Impor Bahan Baku Naik pada Agustus

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/pras.
BPS mencatat, impor pada Agustus naik 10,35% dibandingkan bulan lalu atau 55,26% dibandingkan bulan sebelumnya menjadi US$ 16,68 miliar.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
15/9/2021, 16.31 WIB

Sementara itu, ekspor pada Agustus 2o21 mencapai US$ 21,42 miliar melesat 20,92% dibandingkan bulan sebelumnya atau 64,1% dibandingkan Agustus 2020. ekspor migas naik 7,48% secara bulanan atau melesat 77,93% secara tahunan menjadi US$ 1,07 miliar. Sedangkan ekspor nonmigas naik 21,75% secara bulanan atau 63,43% secara tahunan menjadi US$ 20,36 miliar. 

Kinerja ekspor tak lepas dari tren kenaikan harga sejumlah komoditas yang masih berlanjut pada bulan lalu. Harga batu bara naik 11,04% , minyak kelapa sawit 6,85%, dan kernel oil 4,66%. Kenaikan harga juga terjadi pada alumunium, timah, dan nikel. Sementara itu, penurunan harga terjadi pada tembagas sebesar 0,85%, emas 1,25%, dan minyak mentah Indonesia atau ICP 6,06%.

Harga komoditas yang meningkat mendorong ekspor di sektor tambang melesat 27% secara bulanan atau 162,89% secara tahunan menjadi US$ 3,64 miliar. Ekspor industri pengolahan juga naik 20,67% secara bulanan atau 52,62% secara tahunan menjadi U$ 16,37 miliar. Adapun ekspor pertanian, kehutanan, dan perikanan naik 17,89% secara bulanan atau turun 0,42% secara tahunan menjadi US$ 0,34 miliar.

Berdasarkan golongan barang berdasarkan kode hs dua digit, kenaikan ekspor terutama terjadi pada kelompok lemak dan minyak hewani/nabati US$ 1,54 miliar, bahan bakar mineral US$ 573 juta, serta biji, logam, terak, abu US$ 213 juta. 

Kenaikan ekspor terbesar terjadi untuk negara tujuan Tiongkok mencapai US$ 1,2 miliar, India US$ 759 juta dan Jepang US$ 435 juta. Sedangkan penurunan ekspor terjadi ke negara tujuan Kamboja, Georgia, dan Polandia. 

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said