Pembiayaan Utang Anjlok 32%, Sri Mulyani Sebut APBN Berangsur Pulih

Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi. Penerbitan SBN hingga Oktober 2021 mencapai Rp 668,7 triliun atau 55,4% dari target tahun ini.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
25/11/2021, 19.57 WIB

"Konsolidasi dan kebijakan fiskal yang sangat prudent, makanya Fitch Ratings juga menggarisbawahi bahwa APBN kita mulai menunjukkan adanya penyehatan," kata Sri Mulyani.

Adapun posisi utang pemerintah hingga akhir September 2021 bertambah Rp 86,09 triliun dibandingkan bulan sebelumnya menjadi Rp 6.711,52 triliun hingga akhir September 2021. Utang pemerintah ini setara Rp 41,38% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Komposisi utang pemerintah masih didominasi oleh Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 5.887,67 triliun atau 88% terhadap total utang pemerintah. Kemudian terdapat utang Rp 823,85 triliun atau 12% yang berbentuk pinjaman.

Sekalipun pembiayaan utang direm, Sri Mulyani mengungkap pembiayaan untuk investasi melonjak 234,1% dari  capaian tahun lalu. Pembiayaan investasi hingga Oktober mencapai Rp 96,7 triliun.

"Ini karena berbagai anggaran kita dipakai untuk melakukan investasi, baik itu di BUMN yang diharapkan semakin sehat, serta Badan Layanan Umum dana abadi," kata Sri Mulyani.

Adapun realisasi pembiayaan investasi tersebut sebagian besar kepada LPDP dan BPUI yang sama-sama memperoleh suntikan pendanaan Rp 20 triliun. Adapun BUMN yang memperoleh injeksi jumbo sepanjang tahun ini antara lain PT Hutama Karya sebesar Rp 6,21 triliun dan PT PLN sebesar Rp 5 triliun.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said