Badan Pusat Statistik mencatat inflasi pada Mei 2022 mencapai 0,4% secara bulanan, melandai dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 0,95%. Inflasi pada bulan lalu disumbang oleh harga telur ayam, ikan segara, bawang merah, hingga tarif pesawat.
Kepala BPS Margo Yuwono menjelaskan, inflasi terjadi di 87 kota dari total 90 kota yang dipantau pihaknya. Inflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan mencapai 2,24%, sedangkan inflasi terendah terjadi di Tangerang dan Gunungsitoli sebesar 0,05%. Sementara itu, deflasi terendah terjadi di Kotamobagu sebesar 0,21%.
"Inflasi pada Mei secara tahun kalender atau year to date (ytd) mencapai 2,56%, sedangkan inflasi tahunan atau year on year sebesar 3,55%. Jika ditarik ke belakang, inflasi tahunan pada Mei ini tertinggi sejak 2017," ujar Margo dalam Konferensi Pers, Kamis (2/6).
Margo menjelaskan, inflasi berdasarkan komponennya terutama disumbang oleh komponen barang harga bergejolak yang memberikan andil sebesar 0,16%. Inflasi komponen ini terutama disumbang kenaikan harga telur ayam ras, bawang merah, dan daging sapi.
Komponen inflasi inti memberikan sumbangan terbesar kedua dengan andil sebesar 0,15%. Inflasi terutama disumbang oleh kenaikan harga ikan segar, nasi dengan lauk pauk, dan roti manis.
Sementara komponen harga yang diatur pemerintah memberikan andil 0,09% terhadap inflasi bulan lalu yang disumbang terutama oleh kenaikan tarif angkutan.
Adapun berdasarkan kelompok pengeluarannya, Margo mencatat, kelompok makanan, minuman, dan tembakau memberikan andil terbesar pada inflasi bulan lalu sebesar 0,2%. "Kalau dilihat komoditas utama penyumbangnya, telur ayam ras memberikan andil terbesar mencapai 0,05%. Ini karena ada kenaikan harga pakan di berbagai kota," katanya.
Selain itu, inflasi pada kelompok bahan makanan juga disumbangkan oleh harga ikan dan bawang merah, dengan andil masing-masing sebesar 0,04%. Harga ikan terpengaruh oleh cuaca buruk yang melanda berbagai perairan nusantara dan menyebabkan nelayan tak melaut. Sementara harga bawang merah yang naik disebabkan oleh harga pasokan yang belum pulih.
Selain kelompok makanan dan minuman, andil yang besar terhadap inflasi juga disumbangkan oleh kelompok transportasi mencapai 0,06%. "Ini terutama disebabkan oleh tarif angkutan udara yang memberikan andil sebesar 0,07%," katanya.