Defisit APBN Turun, Pembiayaan Utang Tahun Depan Lebih Rendah Rp 61 T

Arief Kamaludin | Katadata
Ilustrasi. Pembiayaan utang melalui penerbitan SBN secara neto pada tahun depan ditargetkan sebesar Rp 712,9 triliun.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
18/8/2022, 09.53 WIB

Pemerintah juga melanjutkan penjualan SBN ritel melalui online pada tahun depan. Di samping itu, cash waqf linked sukuk juga akan kembali diterbitkan pada tahun depan untuk mendukung gerakan wakaf nasional.

Pembiayaan utang melalui pinjaman, terdiri atas pinjaman dalam dan luar negeri. Pinjaman dalam negeri tahun depan ditargetkan sebesar Rp 749,5 miliar secara neto  difokuskan untuk upaya pemberdayaan industri dalam negeri untuk pengadaan alutsista TNI dan almatsus Polri.

Sementara penarikan pinjaman luar negeri secara neto ditetapkan negatif Rp 17,4 triliun. Pinjaman  terdiri atas penarikan pinjaman bruto Rp 62,1 triliun, sementara nilai pembayaran cicilan pokok pinjaman ditargetkan Rp 79,4 triliun.

Penarikan pinjaman luar negeri neto tahun depan lebih rendah jika dibandingkan dengan target outlook APBN tahun 2022 sebesar positif Rp 44,4 triliun. Penurunan ini karena lebih rendahnya rencana penarikan pinjaman tunai. Penurunan ini telah mempertimbangkan indikasi komitmen pendanaan dari mitra pembangunan bilateral dan multilateral, biaya dan risiko portofolio utang, serta arah pengembangan pasar SBN domestik. 

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said